Harga Minyak Rendah Dinilai Berefek Positif Bagi Ekonomi Indonesia

Safrezi Fitra
25 Januari 2016, 17:31
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia

KATADATA - Bank Indonesia (BI) menilai penurunan harga minyak dunia lebih banyak memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski pendapatan berkurang, tapi kinerja perdagangan membaik karena impornya juga turun.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan sebelumnya penurunan harga minyak tidak pernah berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Namun, saat ini kondisinya berbeda.  “Saya kira penurunan harga minyak sekarang itu lebih positif terhadap ekonomi kita. Dari fiskal, memang revenue turun tapi pengeluaran (impor) juga turun,” ujar Perry dalam seminar bertajuk “Global Research Briefing 2016” di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (25/1).

Advertisement

Tren penurunan harga minyak sudah terjadi sejak pertengahan 2014, dari kisaran US$ 100 per barel menjadi sekitar US$ 37 per barel pada akhir 2015. Penurunan ini berdampak pada berkurangnya penerimaan negara dari sektor migas. (Baca: Tiga Tahun Selalu Defisit, Neraca Dagang 2015 Akhirnya Surplus)

Kementerian Keuangan mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sepanjang 2015 hanya tercapai Rp 252,4 triliun, lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya Rp 390,7 triliun. Begitu juga dengan Pajak Penghasilan (PPh) migas yang turun 43 persen menjadi hanya Rp 49,72 triliun.Penurunan penerimaan sektor migas masih bisa ditutupi dengan menggenjot penerimaan perpajakan dan dari sektor lain.

Sementara penurunan harga minyak lebih banyak berpengaruh terhadap impor. Berdasarkan perhitungannya, setiap penurunan harga minyak sebesar US$ 1 per barel akan ada penghematan devisa sebesar US$ 200.000 dari pengurangan impor. (Baca: Dua Kementerian Beda Pendapat Soal Pengurangan Ekspor Minyak)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement