Bunga KUR Diturunkan, Bank Jadi Tidak Efisien

Safrezi Fitra
25 Juni 2015, 16:02
Bank KATADATA|Arief Kamaludin
Bank KATADATA|Arief Kamaludin

KATADATA ? Upaya pemerintah mendorong penyaluran kredit perbankan ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dinilai bisa mengurangi likuiditas perbankan. Terutama, karena pemerintah berencana menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 12 persen dari sebelumnya 22 persen.

Analis Perbankan dari lembaga pemeringkat ICRA Indonesia Kreshna D Armand mengatakan penurunan bunga yang terlampau jauh ini dikhawatirkan akan menurunkan pendapatan bunga perusahaan. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun ikut naik. Padahal, besaran BOPO menunjukan efisiensi suatu bank.

?Kan BOPO sudah cukup tinggi, kalau penghasilan operasional turun karena bunga diturunkan maka penghasilan bunga turun, BOPO naik,? kata Kreshna ketika dihubungi Katadata, Kamis (25/6).

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) BOPO perbankan tahun ini saja sudah lebih tinggi dari tahun lalu. Pada April 2015 mencapai 79, 9 persen, lebih tinggi dibandingkan April tahun lalu sebesar 77,2 persen.

Pemerintah memang berencana menambah subsidi bunga KUR dari Rp 400 miliar menjadi Rp 1 triliun. Subsidi ini untuk mengkompensasi penurunan bunga yang dilakukan bank-bank yang menyalurkan KUR. Namun, Kreshna merasa tambahan subsidi ini masih belum cukup untuk menutupi selisih penurunan bunga yang dilakukan.

Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga akan berpengaruh terhadap likuiditas perbankan. Meski saat ini likuiditas perbankan masih baik, tapi masih ada risiko yang akan memengaruhi likuiditas perbankan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...