Harga Jual Murah Jadi Penghambat Pengembangan Panas Bumi

Safrezi Fitra
4 Desember 2014, 17:56
Katadata
KATADATA

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) menyebut salah satu faktor penghambat pengembangan listrik panas bumi adalah masalah harga. Harga jual listrik dari pembangkit panas bumi terlalu murah, dan belum mencapai harga keekonomian.

?Seharusnya harga jual listrik ke PLN US$ 9-10 sen. Sekarang kan US$ 7 sen," ujar Senior Vice President Coorporate Strategic Growth Pertamina Gigih Prakoso Soewarto, pada acara Pertamina Energy Outlook di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (4/12).  

Menurut dia, seharusnya pengembalian investasi atau investment rate of return (IRR) dipatok minimal 14 persen per tahun. Salah satunya dengan menaikkan harga pembelian listrik panas bumi. Ini dilakukan agar  investor lebih tertarik untuk berinvestasi di sektor panas bumi.

Dia mengatakan dalam waktu lima tahun ke depan Pertamina berusaha meningkatkan kapasitas pembangkit menjadi 800-900 megawatt. Saat ini kapasitas pembangkit sekitar 400-500 megawatt. Namun, peningkatan kapasitas ini juga belum fokus pada pengembangan panas bumi.

Tahun depan, Pertamina akan melakukan eksplorasi di (PLTP) Lumut Balai dan Hulu Lais. Kedua pembangkit tersebut hanya akan mampu menghasilkan listrik sebesar 55 megawatt.

Mengenai masalah harga pembelian listrik panas bumi ini pemerintah telah menetapkan patokan harga yang cukup tinggi.  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM nomor 17 tahun 2014 tentang pembelian tenaga listrik dari PLTP Dan Uap Panas Bumi.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...