IHSG Masih Rentan Pasca-Sepekan PSBB dan Bank Sentral Tahan Bunga

Image title
18 September 2020, 10:52
ihsg, saham, psbb, bank indonesia, bank sentral, bursa, pasar modal, indeks saham
ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada 14 September 2020, awal pekan ini. Pelaku pasar saham pun merespons penerapan tersebut yang terlihat dalam laju indeks harga saham gabungan (IHSG) sepekan ini. 

Mengawali penerapan PSBB di ibu kota, pelaku pasar merespons dengan positif. Pada perdagangan Senin (14/9) IHSG ditutup di level 5.161,82 atau meroket hingga 2,89% dari penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya. Namun, hari-hari berikutnya, IHSG selalu ditutup di zona merah.

Advertisement

Selasa (15/9) indeks pasar modal Tanah Air ditutup anjlok hingga 1,18% menyentuh level 5.100,86. Keesokan harinya, kembali ditutup turun sebesar 0,83% di level 5.058,48. Lalu, pada perdagangan Kamis (17/9), indeks kembali ditutup turun 0,4% di level 5.038,4.

Memang, berdasarkan jumlah harinya, IHSG ditutup rata-rata di zona merah. Namun, berdasarkan nilainya, sebenarnya IHSG masih tercatat menguat dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu sebesar 0,43%.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta ini memang berdampak pada IHSG dalam beberapa hari ini ditutup di zona merah. "Selalu ada harga yang harus dibayar setiap kebijakan.," kata Nico kepada Katadata.co.id, Jumat (18/9).

Menurutnya, pelaku pasar kecewa karena penerapan PSBB seharusnya menjadi pilihan terakhir jika implementasi protokol kesehatan dan monitoring sudah dilakukan secara ketat. Tapi, kenyataannya PSBB diterapkan meski protokol kesehatan dijalankan belum maksimal.

Pasar saham dalam negeri sangat dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap ekonomi yang baik-baik saja, meski kenyataannya tidak. Makanya, pengendalian penyebaran Covid-19 menjadi kunci agar perekonomian dalam negeri menjadi pulih seiring kesehatan yang juga terkendali.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai bahwa pelaku pasar memang mencermati perkembangan penerapan PSBB di DKI Jakarta. Pasalnya, penerapan PSBB ini bisa mengganggu pemulihan perekonomian dalam negeri yang tengah terpuruk karena dampak pandemi Covid-19.

"Bila PSBB terjadi secara ketat, diperkirakan akan mengganggu pemulihan ekonomi yang sedang terjadi. Pelaku pasar perlu berhati-hati akan peluang koreksi lebih dalam," kata Hans.

Bagaimana Prediksi IHSG di Akhir Pekan?

Meski pasar dalam beberapa hari terakhir terpengaruh penerapan PSBB di wilayah ibu kota, namun mereka memiliki harapan dari bank sentral dunia memberikan stimulus kepada perekonomian. Beberapa bank sentral dunia, masing-masing mengadakan pertemuan pekan ini seperti bank sentral Amerika Serikat, Jepang, dan Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement