Sinyal Lemah Insentif Pajak Mobil 0% untuk Memompa Industri Otomotif

Safrezi Fitra
22 September 2020, 21:02
relaksasi pajak, emiten otomotif, perusahaan otomotif, mitra pinathika, astra, indomobil
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Showroom penjualan mobil

Kementerian Perindustrian mewacanakan relaksasi pajak pembelian mobil baru hingga 0%. Usulan ini sudah diajukan kepada Kementerian Keuangan. Relaksasi pajak ini diharapkan bisa kembali mendorong penjualan mobil, yang lesu di masa pandemi Covid-19.

"Industri otomotif itu turunan begitu banyak. Tier 1 dan tier 2 banyak, sehingga perlu diberi perhatian agar daya beli masyarakat meningkat. Sehingga bisa membantu pertumbuhan industri manufaktur di bidang otomotif tersebut," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pekan lalu. Dia mengajukan relaksasi ini diberikan hingga akhir tahun ini.

Tak hanya industri otomotif, wacana ini bisa memberikan angin segar bagi emiten-emiten yang berbisnis penjualan mobil. Beberapa emiten tersebut di antaranya PT Astra International Tbk (ASII), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Tunas Ridean Tbk (TURI), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Bintraco Dharma Tbk (CARS).

Mengutip Kontan.co.id, Sekretaris Perusahaan Tunas Ridean Dewi Yunita menilai, kemungkinan relaksasi ini mampu mendongkrak penjualan mobil baru di masa pandemi Covid-19. Dia mengatakan tren penjualan mobil TURI cenderung lebih baik dibandingkan saat awal masa pandemi.

General Manager Corporate Communication MPMX Natalia Lusnita menilai relaksasi ini menandakan pemerintah mencoba membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan mengusahakan pemulihan penjualan mobil yang terus terpuruk di masa pandemi.

Kinerja emiten tersebut telah anjlok sepanjang semester I tahun ini. Dampak pandemi Covid-19 telah menghantam bisnis mereka. Penjualan mobil turun sejak Maret lalu. Meski sudah berangsur naik, tapi volumenya belum sampai normal, seperti sebelum adanya pandemi.

PENJUALAN MOBIL MENURUN
PENJUALAN MOBIL MENURUN (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.)

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan relaksasi ini bisa menjadi sentiment positif dan pasti berdampak ada peningkatan daya beli masyarakat atas kendaraan. Dengan asumsi, bagi masyarakat yang biasa gemar membeli mobil bekas ada potensi untuk membeli mobil baru.

Karena dengan adanya relaksasi pajak ini perbandingan harga antara mobil baru dan mobil bekas tidak terlalu jauh. Dengan kondisi ini diharapkan permintaan mobil baru jauh lebih baik. "Tapi saya rasa dengan kondisi saat ini tidak akan terlalu signifikan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (22/9).

Relaksasi pajak hingga 0% akan membuat harga mobil baru semakin murah. Harapannya, penjualan mobil bisa kembali naik dan menjadi sentimen positif saham-saham emiten otomotif. Apalagi saham emiten otomotif sudah tergolong murah saat ini.

Menurutnya, secara valuasi mayoritas emiten otomotif sudah tergolong diskon. "Ini dilihat dari nilai PBV (harga saham dibandingkan nilai buku) dalam rentang lima tahun ini sudah di bawah rata-rata," ujarnya.

Meski begitu, wacana ini belum tentu bisa mendongkrak saham-saham otomotif. Sukarno mengatakan investor akan tetap melihat kondisi perkembangan ekonomi ke depannya. Salah satu yang menjadi perhatian dalam pemulihan ekonomi ini adalah perkembangan vaksin Covid-19.

Jika pengembangan vaksin ini berhasil, pandemi berpeluang berakhir dan pemulihan ekonomi bisa berjalan. Jika perkembangan tersebut jauh dari harapan, masyarakat lebih memilih mengalokasikan dana mereka untuk Kesehatan terlebih dahulu ketimbang membeli mobil.

Senada dengan Sukarno, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga meragukan relaksasi pajak 0% bisa memacu peningkatan penjualan mobil. Di tengah kondisi pandemi saat ini, masyarakat lebih memikirkan untuk menyimpan uang ketimbang membelanjakan.

“Kebijakan relaksasi pastinya menjadi angin segar bagi industri. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana relaksasi ini mampu meningkatkan daya beli masyarakat,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...