Menakar Potensi Antam Kelola Blok Emas Bekas Freeport

Safrezi Fitra
24 September 2020, 21:56
tambang emas, antam, aneka tambang, bumn, emas, freeport, bursa, saham
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas menunjukkan sampel emas batangan di Butik Emas Logam Mulia, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang mengupayakan agar PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam bisa mengambil alih pengelolaan tambang emas Blok Wabu di Papua. Konsesi tambang emas ini awalnya dimiliki PT Freeport Indonesia yang sudah dikembalikan kepada negara. Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengirimkan surat kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk meminta pengelolaan tambang emas eks Freeport ini kepada Antam.

"(Kami) sudah koordinasi juga dengan Kepala BKPM, agar lokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara, diprioritaskan kepada BUMN untuk masuk dalam pengelolaan emas itu," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (22/9).

Advertisement

Alasan Erick meminta pengelolaan tambang emas ini diberikan kepada Antam, karena dia menilai selama ini BUMN tersebut hanya memiliki tambang emas yang masih sedikit. Dia menyayangkan sumber daya emas yang dimiliki Tanah Air saat ini memiliki jumlah yang sangat besar, namun perusahaan tambang pelat merah justru tidak memiliki tambang sendiri.

Selama ini bisnis utama Antam adalah penjualan emas. Produk emas merupakan kontributor terbesar pendapatan Antam. Pada 2019, tercatat penjualan emas mencapai Rp 22,47 triliun atau 69% dari total pendapatan Antam.

ANTAM merupakan satu-satunya pabrikan emas di Indonesia yang memiliki sertifikat internasional London Bullion Market Association (LBMA). Dengan sertifikat ini, produk emas Amas terjamin kepastian berat dan kemurniannya serta bisa diperdagangkan secara internasional.

Meski begitu, tidak semua emas yang dijual merupakan hasil produksi dari tambang Antam di Pongkor (Jawa Barat) dan Cibaliung (Banten). Karena keterbatasan produksi, untuk mencukupi permintaan emas yang tinggi, selama ini Antam mengimpor emas.

Blok Wabu yang awalnya dipegang oleh PT Freeport Indonesia, dikembalikan kepada pemerintah pada Juli 2015. Pengembalian ini merupakan bagian dari kesepakatan dengan pemerintah dalam perubahan kontrak karya Freeport menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Perubahan ini merupakan amanat dari Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) tahun 2009. Jika tidak, Freeport tidak akan mendapat kepastian perpanjangan operasinya tambangnya yang habis pada 2021.

Salah satu poin renegosiasi perubahan kontrak karya ini, Freeport harus menciutkan luas wilayah operasi tambangnya yang mencapai 212.950 hektare (ha). Berdasarkan UU Minerba, luas wilayah pemegang IUPK, maksimal hanya 25 ribu ha. Akhirnya Freeport pun melepas 122.590 ha wilayahnya pada 2015.

pengembalian Blok Wabu oleh Freeport ini disampaikan langsung oleh Chairman of the Board Freeport-McMoran Inc, James R. Moffet, didampingi oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis, 2 Juli 2015 di Istana Kepresidenan.

Luas wilayah Blok Wabu mencapai 10.700 ha dan menyimpan potensi 4,3 juta ton bijih emas yang berkadar 2,47 gram emas per ton. Menurut Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga, nilai cadangan emas blok ini mencapai US$ 14 miliar atau Rp 209 triliun (asumsi kurs Rp 14.933 per dolar).

Lokasi Blok Wabu berjarak 30-40 kilometer dari wilayah kerja tambang Grasberg yang dikelola Freeport Indonesia. Meski lokasinya berada di pedalaman, Antam bisa memanfaatkan infrastruktur yang sudah dibangun Freeport. Apalagi Antam dan Freeport sama-sama anak usaha BUMN Inalum.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement