IHSG Triwulan III Turun 22,6%, Lebih Baik dari Filipina dan Singapura

Image title
1 Oktober 2020, 10:20
ihsg, bursa, bursa saham, saham, lq45, resesi ekonomi, ihsg kuartal III
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup 0,19% menyentuh level 4.870,03 pada perdagangan terakhir September 2020. Sepanjang awal tahun hingga berakhirnya periode triwulan III 2020, indeks Tanah Air mengalami koreksi hingga 22,69%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan IHSG hingga triwulan III 2020 ini tidak lebih buruk dibandingkan dengan bursa-bursa di kawasan Asia Tenggara. Tengok saja bursa Filipina PSEi yang hingga akhir September 2020 turun 24,96% atau bursa Singapura Strait Times Index yang turun 23,45%.

Advertisement

Meski begitu, posisi IHSG memang bukan yang terbaik di kawasan ini. Sebut saja bursa Malaysia FTSE BM yang hingga akhir September 2020 hanya mengalami koreksi 5,49%. Begitu juga bursa Vietnam VN-Index yang hanya turun 5,8% dan bursa Thailand SETi yang terkoreksi 21,51%.

Jika ditarik lebih jauh lagi ke kawasan Asia Pasifik, ternyata ada tiga negara yang hingga triwulan III 2020 ini berada di zona hijau. Bursa Korea Selatan KOSPI misalnya ditutup naik 5,93%. Lalu, bursa Tiongkok Shanghai Composite naik 5,51% dan bursa Taiwan TAIEX yang naik 4,32%.

Berdasarkan data dari BEI tersebut, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham dalam negeri hingga triwulan III 2020 senilai Rp 7,87 triliun, dengan rata-rata volume perdagangan harian 8,69 miliar unit saham. Sementara, rata-rata frekuensi perdagangan harian, tercatat sebanyak 570.384 kali.

Indeks LQ45 yang merupakan kumpulan saham-saham unggulan di bursa dalam negeri, tercatat mengalami koreksi 27,34% hingga triwulan III 2020. Saham yang tergabung dalam indeks ini dan turun paling signifikan adalah saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang turun 57,37% menjadi Rp 925 per saham.

Diikuti oleh saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang sejak awal tahun ini mengalami koreksi hingga 55,83% menyentuh harga Rp 720 per saham. Lalu, ada saham PT PP Tbk (PTPP) yang tercatat turun hingga 47,95% menyentuh harga Rp 825 per saham.

Meski begitu, tidak semua saham yang tergabung dalam LQ45 mengalami koreksi. Seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang sahamnya sejak awal tahun ini menguat 50,93% menyentuh harga Rp 1.615 per saham. Lalu, saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga mengalami penguatan hingga 28,57% sejak awal tahun ini menjadi Rp 1.035 per saham.

Hingga perdagangan September 2020 ditutup, investor asing tercatat sudah melakukan penjualan portofolio sahamnya di dalam negeri. Nilai jual bersihnya (net sell) tidak main-main, mencapai Rp 43,63 triliun di seluruh pasar. Paling besar, asing melakukan penjualan pada pasar reguler, yang nilainya mencapai Rp 60,17 triliun, sementara di pasar non-reguler tercatat melakukan beli bersih senilai Rp 16,54 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement