Melirik Saham Bank Permata yang Meroket Usai Dikuasai Bangkok Bank

Safrezi Fitra
13 Oktober 2020, 07:00
Sebanyak 33 perusahaan merelokasi bisnisnya dari Tiongkok. Namun, tidak ada satupun yang masuk ke Indonesia.
123RF.com/Bakhtiar Zein

Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) tercatat mengalami kenaikan signifikan sejak pelaksanaan penawaran tender wajib yang dilakukan oleh pemilik barunya, Bangkok Bank Public Company Limited. Kehadiran pemilik baru ini membuat Bank Permata masuk dalam jajaran bank dengan asset dan modal paling besar (BUKU IV).

Tender offer dilakukan pada Rabu (7/10), Bank Bangkok membeli 2,97 miliar unit pada harga Rp 1.347 per saham. Namun kenaikan harga saham Bank Permata sudah terjadi dua hari sebelumnya. Pada Senin (5/10), saham BNLI sudah menguat 3,54 persen.

Advertisement

Saham Bank Permata pada perdagangan tanggal pelaksanaan tender tersebut ditutup meroket hingga 15,25% di harga Rp 1.360 per saham. Transaksi tercatat mencapai Rp 4 triliun di pasar negosiasi yang  dilakukan melalui broker PT Mandiri Sekuritas.

Hari berikutnya, saham Bank Permata belum berhenti meneruskan reli kenaikannya. Pasalnya, pada kamis 8 Oktober 2020, sahamnya masih ditutup melejit hingga 16,18% dengan menyentuh harga Rp 1.580 per lembar.

Belum cukup, pada perdagangan terkahir pekan lalu, Jumat 9 Oktober 2020, sahamnya bahkan melejit hingga 25% menyentuh harga Rp 1.975 per saham. Membuat saham ini terkena auto rijection atas karena harga penawarannya lebih tinggi hingga di atas 25% dari harga acuan.

Awal pekan ini, Senin 12 Oktober 2020, harga sahamnya pun tercatat melonjak lagi hingga harus terkena auto rejection. Saham bank yang pernah berada dalam Grup Astra ini ditutup meroket hingga 24,56% menjadi di harga Rp 2.460 per saham.

Meski sudah beberapa hari ini mengalami kenaikan, pihak Bursa hingga berita ini ditulis belum memasukkan saham Bank Permata sebagai salah satu yang memiliki aktivitas pasar tidak biasa alias Unusual Market Activity/UMA. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang belum merespons permintaan konfirmasi dari Katadata.co.id soal ini.

Meski sudah dua hari terkena auto rejection atas Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai saham Bank Permata masih berpotensi naik. Menurutnya, kenaikan harga saham Bank Permata ini sebenarnya sudah melewati price to book value (PBV) di atas 1 kali. Menurut Sukarno, dengan asumsi modal menjadi Rp 35,85 triliun, maka PBV diperdagangkan pada 1,92 kali.

PBV kerap digunakan oleh pelaku pasar untuk ukuran melihat, apakah saham di suatu perusahaan dapat dikatakan mahal atau murah. Nilai PBV sendir didapat dari pembagian harga per lembar saham perusahaan dengan nilai buku atau book value.

Jika bandingkan dengan rata-rata PBV pada bank BUKU 4 lainnya yang berada di 2,2 kali, maka Sukarno menilai ada peluang saham Bank Permata masih naik lagi. Bahkan, jika saham Bank Permata menyentuh PBV 2,2 kali, bukan tidak mungkin harga sahamnya naik lagi hingga PBV menjadi 2,3 kali.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement