Potensi Besar Bisnis IFG Life Penerus Jiwasraya

Image title
20 Oktober 2020, 16:03
asuransi, asuransi jiwasraya, asuransi bumn, ifg, indonesia financial group, jiwasraya, asuransi jiwa, asuransi umum, penyelamatan jiwasraya, nasabah jiwasraya, bahana, bumn, kementerian bumn, asuransi bumn, bumn asuransi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata

Holding asuransi dan penjaminan milik pemerintah, Indonesia Financial Group (IFG), sudah terbentuk awal tahun ini dengan menggabungkan beberapa perusahaan di bawah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Meski begitu, belum sah rasanya jika holding ini tidak memiliki bisnis yang bergerak di industri asuransi jiwa.

"IFG itu ada asuransi semuanya, tapi kurang asuransi jiwa," kata Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (20/10). Ada beberapa asuransi yang berada di bawah IFG saat ini di antaranya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jasa Raharja, dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).

Advertisement

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pendapatan premi bruto dari asuransi jiwa per 2019 mencapai Rp 185 triliun. Nilai tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan premi bruto dari asuransi umum yang hanya Rp 69 triliun. Potensi inilah yang seharusnya diambil oleh IFG sebagai holding asuransi.

IFG merasa pembentukan perusahaan asuransi jiwa di bawah holding merupakan strategi penting agar bisa memberikan perubahan di industri ini. "Oleh karenanya, di tahun ini kami berencana untuk membangun asuransi jiwa yang baru, yang akan memberikan warna baru untuk industri asuransi jiwa," kata Pantro menambahkan.

Nah, bagaimana bisnis perusahaan asuransi yang rencananya bernama IFG Life ini?

Pantro menjelaskan, memang produk asuransi jiwa di Indonesia memiliki peminat yang besar. Namun, jika dilihat lebih detail lagi, ternyata 65% dari asuransi jiwa itu merupakan produk dari bisnis investasi berupa unit link. Angka ini mengacu data OJK per 2018. "Market di indonesia, sebagian besar dari produk asuransi jiwa itu justru sifatnya investasi," kata Pantro.

Berangkat dari data tersebut, IFG yang diberikan mandat memberikan perubahan terhadap industri asuransi, merasa penting untuk mengembalikan marwah asuransi kepada proteksi. Sehingga, IFG Life nanti tidak fokus pada produk-produk yang sifatnya investasi seperti unitlink.

Pantro percaya, nantinya IFG Life memiliki bisnis model yang berbeda dengan yang ada sekarang. Perusahaan ini akan benar-benar fokus memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya asuransi jiwa, kesehatan, dan mulai memperkenalkan pengelolaan dana pensiun.

Untuk langkah awal, IFG Life belum berencana menjajakan produk asuransi proteksinya secara luas. IFG Life akan terjun ke ekosistem yang ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlebih dahulu. Salah satunya model distribusi yang berbeda dengan produk bancassurance dan agen asuransi.

"Yang kami lakukan adalah business-to-business (B2B) dengan BUMN, dimana kami bisa garap BUMN sebagai grup polis dengan juga menggandeng pegawainya dan customer-nya. Kami akan mulai dengan ekosistem BUMN, sebelum kami keluar ke market bebas," kata Pantro.

Di Indonesia, pasar produk investasi di asuransi jiwa memang mendominasi. Namun, di negara-negara yang sudah matang seperti Filipina, Singapura, atau India, produk ini sudah mulai ada pergeseran minat masyarakat dari produk-produk investasi menjadi produk proteksi. IFG Life ingin menjadi salah satu pionir kebangkitan kembali industri asuransi jiwa di Indonesia.

Selain fokus pada lini bisnis perusahaan asuransi jiwa dengan ekosistem awal yaitu BUMN, perusahaan juga bakal menggarap bisnis dana pensiun lembaga keuangan (DPLK). IFG Life bakal memperkenalkan konsep DPLK yang ada di dalam ekosistem BUMN dengan melakukan konsolidasi dari yang sudah ada.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement