Antiklimaks Saham BRI Syariah Pasca-Euforia Merger Bank Syariah BUMN

Safrezi Fitra
22 Oktober 2020, 18:58
saham, bri syariah, bris, merger syariah, merger bank syariah, bank syariah, bank syariah mandiri, bni syariah, bri, bbri, bmri, bank mandiri, bbni, bank bni, bumn, bumn syariah
123RF.com/alphaspirit
Harga saham BRI Syariah (BRIS) anjlok 7% hingga terkena auto rejection atau penolakan secara otomatis pada perdagangan Rabu (21/10).

Harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) terus mendaki sejak awal Juli lalu. Dalam empat bulan harganya sudah naik lebih dari tiga kali lipat. Namun, anjlok cepat dalam dua hari terakhir. Apa yang terjadi pada anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini?

Pada 1 Juli lalu harga saham BRIS masih bertengger di level Rp 306 per saham. Harga sahamnya terus naik hingga Rp 1.500 pada 20 Oktober 2020. Artinya, dalam kurun waktu kurang empat bulan, harga saham bank ini melonjak empat kali lipat.

Advertisement

Namun, dalam dua hari terakhir ini harga sahamnya turun cepat hingga 13,3%. Bahkan, karena dalamnya penurunan tersebut,  saham BRIS terkena aturan Auto Rejection Bawah (ARB) pada perdagangan, Rabu (21/10).

Reli saham BRIS disebabkan sentimen positif dari pemerintah yang akan menggabungkan (merger) anak-anak usaha syariah bank pelat merah. Apalagi dalam merger ini BRIS menjadi entitas penerima, yang berarti BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri akan melebur ke BRIS.

Namun, sentimen positif ini seketika luntur setelah BRIS mengumumkan skema merger dalam prospektusnya, Selasa (21/10). Imbas dari penyampaian prospektus tersebut, saham BRIS langsung anjlok 7% ke Rp 1.300 per saham.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai kejatuhan saham BRI Syariah dipengaruhi skema yang dipilih dalam proses merger ini. Awalnya pasar memprediksi nilai buku per saham (book value per share/BVPS) BRI Syariah akan naik, dengan berbagai asumsi dan perhitungan.

Namun, setelah pengumuman skema merger, ternyata prediksi ini berbeda. Malah, dengan harga sekarang, valuasinya menjadi tidak murah. Skema merger yang dijelaskan dalam prospektus BRI Syariah, terlihat yang paling diuntungkan adalah induk usaha Bank Syariah Mandiri, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

"BRIS nantinya akan dikonsolidasi ke BMRI. Aset BMRI diperkirakan akan naik 8.5%. Sedangkan BBRI akan turun 3.7% dan BBNI akan turun 5%," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (22/10).

Rencana merger ini ditargetkan efektif pada 1 Februari 2021. Meski nama barunya belum ditentukan, BRI Syariah sudah ditetapkan sebagai perusahaan penerima merger. Namun, karena dari sisi nilai, Bank Syariah Mandiri lebih besar, maka Bank Mandiri akan menjadi pemegang saham mayoritas (51,2%) di BRI Syariah setelah merger.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement