Saat Pandemi, Penjualan Unilever Naik Ditopang Segmen Rumah Tangga

Image title
23 Oktober 2020, 08:56
unilever, penjualan unilever, laba unilever, pendapatan unilever, emiten, barang konsumsi, kecap bango, emiten barang konsumsi, unilever indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih Rp 32,45 triliun hingga kuartal III 2020, meningkat tipis 0,3% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 32,36 triliun. Segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh, masih mendominasi.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah melalui keterbukaan informasi, penjualan dari kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh senilai Rp 22,79 triliun. Nilai tersebut tumbuh 2,02% dibandingkan dengan penjualan segmen sama Rp 22,34 triliun.

Advertisement

Sementara, penjualan dari segmen lainnya yaitu makanan dan minuman, tercatat senilai Rp 9,66 triliun hingga September 2020. Sayangnya, penjualan pada segmen ini mengalami penurunan 3,54% dibandingkan dengan penjualan pada periode sama tahun lalu senilai Rp 10,01 triliun.

Peningkatan penjualan Unilever dibarengi dengan penurunan harga pokok penjualan sebenarnya membuat laba kotor perusahaan naik. Tercatat harga pokok penjualan Unilever senilai Rp 15,58 triliun pada triwulan III 2020, turun hingga 2,12% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 15,92 triliun.

Hal tersebut mampu membuat laba bruto Unilever mengalami peningkatan 2,63% secara yoy. Hingga triwulan III 2020, laba bruto perusahaan mencapai Rp 16,87 triliun, sedangkan triwulan III 2019 hanya senilai Rp 16,43 triliun.

Meski begitu, laba bersih Unilever hingga September 2020 malah tercatat turun 1,29% dibandingkan September 2019. Tercatat laba bersih Unilever senilai Rp 5,43 triliun, sedangkan pada periode sama tahun lalu laba bersihnya mencapai Rp 5,5 triliun.

Penurunan laba bersih tersebut dipengaruhi total beban pemasaran dan penjualan yang tercatat Rp 6,58 triliun pada September 2020. Beban pada pos ini ternyata melonjak hingga 7,97% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp 6,1 triliun.

Ada tiga besar beban yang masuk dalam beban pemasaran dan penjualan, yaitu iklan dan riset pasar; distribusi; dan promosi. Beban iklan dan riset pasar tercatat senilai Rp 1,84 triliun pada September 2020, turun 2,22% secara yoy dari Rp 1,89 triliun.

Beban lainnya adalah distribusi yang senilai Rp 1,54 triliun pada triwulan III 2020, naik hingga 7,35% secara yoy dari Rp 1,44 triliun. Lalu, beban promosi pada September 2020 senilai Rp 1,49 triliun atau meroket hingga 12,03% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 1,33 triliun.

Selain itu, Unilever juga harus menanggung beban umum dan administrasi yang totalnya senilai Rp 3,17 triliun pada sembilan bulan tahun ini. Beban pada pos ini mengalami peningkatan hingga 13,02%. Tingginya beban ini membuat laba usaha turun 5,73% menjadi Rp 7,09 triliun.

Per September 2020, Unilever tercatat memiliki aset Rp 21,07 triliun. Terdiri dari aset lancar yang jumlahnya Rp 9,29 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp 11,78 triliun. Total liabilitasnya Rp 14,59 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,21 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 2,38 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement