Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Mendatang, Laba BNI Turun 63,9%

Image title
27 Oktober 2020, 13:52
bni, bank bni, laba bni, kinerja bni, bumn, kinerja bumn, laba bni kuartal iii, laba bni triwulan iii, pendapatan bni, bank negara indonesia, bni 46
Katadata
Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan penurunan laba bersih hingga 63,9% dalam sembilan bulan tahun ini. Dalam laporan keuangan bank pelat merah ini, tercatat laba bersih kuartal III-2020 hanya Rp 4,32 triliun. Penurunan laba disebabkan mitigasi atas risiko memburuknya kualitas kredit.

"Penurunan ini merupakan bagian dari upaya BNI untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang," kata Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/10).

Ia menjelaskan penguatan fundamental keuangan tesebut dengan melakukan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif. Sehingga rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga September 2020 berada pada level 206,9% lebih besar dibandingkan tahun lali 159,2%.

Berdasarkan nilainya, provisi yang menggerus profitabilitas BNI itu mencapai Rp 13,97 triliun. Angka ini naik hingga 157,4% dibandingkan dengan Rp 5,43 triliun per September 2019. Padahal, sebelum dipotong provisi, laba BNI mencapai Rp 19,98 triliun, atau hanya turun 2,7% dari Rp 20,54 triliun di tahun lalu.

Peningkatan cadangan dilakukan karena kualitas kredit yang turun, seperti tercermin dalam rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL). Pada triwulan III 2020, NPL gross BNI berada di level 3,6%. Sedangkan pada triwulan III 2019 ada di level 1,8%.

Penurunan laba bersih BNI juga disebabkan pendapatan yang sedikit turun. Tercatat, pendapatan bunga bersih hingga triwulan III 2020 turun 0,8% menjadi Rp 26,64 triliun. Namun penurunan ini dapat diimbangi dengan upaya penurunan beban bunga hingga 8,0%. Sehingga net interest margin (NIM) hingga triwulan III 2020 mencapai 4,3%.

Dari sisi pendapatan non bunga (Fee Based Income), BNI mencatatkan pertumbuhan 7,2% secara tahunan, menjadi Rp 8,71 triliun.

Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 21,4% menjadi Rp 705,1 triliun. Upaya menghimpun DPK dilakukan dengan memprioritaskan dana murah (CASA) agar dapat terus menekan beban biaya dana (cost of fund). Saat ini CASA BNI berada pada level 65,4%, dengan cost of fund 2,86% yang membaik dibandingkan tahun lalu 3,24%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...