EFek Joe Biden, IHSG Awal Pekan Diprediksi Menghijau

Image title
9 November 2020, 09:12
ihsg, indeks saham, saham, efek pilpres Amerika, ihsg biden, ihsg trump, pergerakan ihsg, pasar modal, bursa, bursa saham
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan pertama November, mampu ditutup menguat hingga 4,04% menjadi di level 5.335,52 pada penutupan perdagangan Jumat (6/11). Pekan ini, indeks diprediksi kembali melanjutkan penguatan.

Kenaikan signifikan pekan lalu terjadi pada Kamis (5/11) yaitu 3,04%, meski saat itu Badan Pusat Statistik mengumumkan Indonesia resmi masuk resesi. Banyak analis pasar modal mengatakan, penguatan IHSG pada hari itu disebabkan oleh potensi kemenangan calon presiden Amerika Serikat Joe Biden yang bertarung dengan petahana Donald Trump.

Advertisement

Kini, Joe Biden telah resmi memenangkan gelaran pemilihan umum presiden Amerika Serikat. Bagaimana efeknya ke pasar saham dalam negeri?

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai tidak hanya pasar saham dalam negeri yang bakal menyambut kemenangan Joe Biden, bursa dunia pun menyambut hal ini. Sehingga, IHSG pada awal pekan kedua November bisa bergerak menguat.

"Pasar saham dunia, termasuk Indonesia di awal pekan mungkin menguat menyambut kemenangan Joe Biden," kata Hans dalam risetnya kepada Katadata.co.id, Minggu (8/11).

Hans menjelaskan pemilu presiden di negara Paman Sam sangat berpengaruh kepada pasar modal dan pelaku pasar sangat memperhatikan perkembangannya. Sebagai negara dengan ekonomi besar dunia, pemenang kontestasi ini sangat berpengaruh pada kebijakan negara adidaya tersebut ke depannya.

Kemenangan Biden juga membawa potensi perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat tidak menjadi lebih buruk. "Ini cenderung menurunkan risiko pasar dan volatilitas pasar," katanya.

Dengan turunnya risiko tersebut, bisa membuat mata uang dunia menguat terhadap dolar Amerika Serikat, termasuk rupiah. Sehingga, mendorong dana asing berani masuk ke aset berisiko di negara berkembang, salah satunya masuk ke pasar saham.

"Tetapi sesudah itu sangat rawan mengalami aksi profit taking akibat kenaikan yang banyak pada minggu lalu. Selain itu potensi sengekta politik di AS membawa peluang pelaku pasar melakukan aksi ambil untung," kata Hans.

Meski politisi Partai Demokrat Joe Biden berhasil mengumpulkan suara elektoral terbanyak, lawannya dari Partai Republik Donald Trump tak menerima kekalahan. Melalui akun Twitter, Trump justru mengklaim kemenangan dengan 71 juta suara yang sah. Dia menuding adanya kecurangan dalam Pilpres AS karena saksinya dilarang melihat perhitungan suara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement