Kode Keras Konsolidasi BRI, PNM, dan Pegadaian, Apa Untungnya?

Image title
17 November 2020, 19:22
Suasana Stan BRI
Arief Kamaluddin | Katadata

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak awal tahun ini telah meramu rencana konsolidasi perusahaan  BUMN untuk memacu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Rencana itu berupa konsolidasi perbankan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan lembaga keuangan yang terkait sektor usaha ini, yakni Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Pegadaian.

Sinyal tahapan rencana ini sudah mulai terlihat dari penundaan penyampaian laporan keuangan BRI untuk periode hingga triwulan III 2020. BRI beralasan akan melakukan audit terhadap laporannya.

Advertisement

Hal ini tidak lumrah, karena biasanya laporan keuangan tahunan saja yang diaudit. Makanya, isu ini pun menimbulkan pertanyaan, apakah BRI akan melakukan aksi korporasi?

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengakui audit laporan keuangan memang dilakukan lantaran rencana perseroan melakukan aksi korporasi. Sayangnya Haru belum mau menjabarkan aksi korporasi yang bakal dilakukan oleh BRI.

Ia hanya memberikan sedikit gambaran mengenai aksi tersebut. "Kemana arahnya, kembali lagi seperti kata Pak Direktur Utama BRI (Sunarso) untuk pengembangan UMKM," katanya dalam konferensi pers kinerja triwulan III 2020, Rabu (11/11).

Memang belum pasti, aksi korporasi apa yang akan digelar BRI dalam waktu dekat ini. Namun, hembusan kabar dari investor pasar saham, mengerucut pada konsolidasi BRI dengan PNM dan Pegadaian. BRI hanya mengaku, selalu merencanakan pertumbuhan bisnis, baik secara organik maupun non-organik.

Sejalan dengan rencana aksi korporasi ini, BRI memasang target porsi kredit kepada UMKM mencapai 85% dari total pinjaman. Sementara, pada periode sembilan bulan 2020 ini, porsi penyaluran kredit BRI ke sektor UMKM mencapai 80,65% dari total kredit senilai Rp 935,35 triliun.

Total nilai kredit UMKM hingga kuartal III tahun ini Rp 754,33 triliun atau meningkat hingga 8,28% dibandingkan periode sama tahun lalu. "Kami membuat rencana (rasio kredit UMKM) akan mencapai 85%. Tapi nanti diatur lagi kapan tahunnya akan tercapai," kata Sunarso dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (11/11).

Sunarso mengatakan langkah yang ditempuh untuk meningkat rasio tersebut dengan menjamah sektor kredit di bawah UMKM yaitu ultra mikro. Menurutnya, segmen ini merupakan sumber-sumber pertumbuhan kredit baru bagi BRI. Harapannya usaha ultra mikro bisa naik kelas menjadi mikro.

Segmen nasabah yang belum terjamah perbankan (unbankable) memang belum banyak digarap oleh BRI selama ini. Segmen ini diyakini memiliki pangsa pasar sangat besar, namun hanya sedikit bank yang menggarap. Selama ini segmen tersebut lebih banyak digarap oleh perusahaan pembiayaan non-bank, seperti Pegadaian maupun Permodalan Nasional Madani (PNM).

Hal ini lah yang mendasari terjadinya konsolidasi antara ketiga entitas perusahaan milik negara tersebut. Sinergi ini dirasa perlu dilakukan, supaya ketiga entitas ini tidak saling berebut pangsa pasar yang hampir serupa.

Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas sekaligus Ekonom Senior Indef, Aviliani menilai penting rencana konsolidasi ini karena saat ini ketiga entitas tersebut terkesan saling berebut pasar. Dengan konsolidasi ini, perusahaan bisa membagi tugasnya masing-masing.

"Ada yang fokus bisnis mikro yang belum bankable. Nanti kalau sudah naik kelas, bisa ke BRI. Menurut saya ini bagus dilakukan," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (16/11).

Selama ini PNM memang fokus dalam memberikan pendanaan kepada usaha-usaha ultra mikro yang dinilai kurang layak bagi perbankan. PNM juga memiliki program pelatihan untuk meningkatkan bisnis pelaku usaha ultra mikro melalui program-programnya. Dengan pelatihan itu, pelaku usaha bisa cepat naik kelas dan mendapatkan pendanaan lebih besar dari BRI.

Sementara, karakteristik bisnis Pegadaian memang berbeda dengan dua entitas lainnya karena fokus pada penjaminan. "Kalau lihat karakteristik masyarakatnya adalah orang kepepet uang, butuh uang dalam jangka pendek dengan menjaminkan emas," kata Aviliani.

BRI dan entitas anaknya memiliki total aset Rp Rp 1.447,84 triliun per 30 September 2020.  Dengan nilai aset yang sangat besar ini, BRI bisa mendukung pendanaan PNM dan Pegadaian sehingga keduanya bisa melakukan ekspansi bisnis.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement