Jalan Panjang Eximbank Indonesia Tekan NPL yang Tembus 23%

Image title
19 November 2020, 11:26
ekspor, lembaga pembiayaan ekspor indonesia, indonesia eximbank, lpei, pmn, penyertaan modal negara, ekspor impor, pembiayaan ekspor, kredit, perbankan, bumn, neraca perdagangan, keuangan negara
www.whitespace.co.id
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau dikenal dengan nama Indonesia Eximbank mengajukan tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk tahun depan Rp 5 triliun. Bank tersebut tercatat memiliki rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) yang sangat tinggi.

Pada 2019 saja, NPL-nya mencapai 23,4% atau senilai Rp 22,87 triliun dengan rasio pencadangan hanya 49%. Dalam laporan tahunan, manajemen mengatakan akibat perekonomian dunia dan Indonesia yang mengalami perlambatan di tahun 2019, LPEI harus menghadapi tantangan berat dalam menjaga kualitas.

Advertisement

Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan, NPL lembaga pembiayaan ekspor impor yang tinggi, tidak bisa dibandingkan dengan NPL industri perbankan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NPL industri perbankan per September 2020 di level 3,15%.

"Karena perannya (LPEI) beda (dengan bank), undang-undangnya juga beda. Justru LPEI memberikan fasilitas membiayai yang sulit mendapatkan pembiayaan dari bank," kata politisi Partai Golkar tersebut pada saat yang sama.

Masalahnya rasio NPL tahun lalu jauh lebih tinggi dibandingkan enam tahun sebelumnya yang tercatat hanya 2,26%. Sejak lima tahun belakangan, NPL Indonesia Eximbank terus naik hingga tahun lalu.

Ketua Dewan Direktur LPEI Daniel James Rompas mengatakan akan terus melakukan perbaikan kualitas pembiayaan dan menurunkan NPL. Tahun ini, LPEI menargetkan rasio NPL tidak jauh dari tahun lalu, yakni di level 23,3% atau senilai Rp 21,7 triliun dengan rasio pencadangan 79%.

Tahun depan, LPEI bakal menekan kembali NPL hingga ditargetkan bisa ada di level 19% atau senilai Rp 18,41 triliun dengan rasio pencadangan 87%. Rencana ini terus dilakukan hingga pada 2024 mendatang, NPL ditargetkan mampu berada di level 7,3% atau senilai Rp 7,67 triliun dengan rasio pencadangan mencapai 213%.

"NPL merupakan fokus dari LPEI saat ini. Kami membuat satu rencana kerja ke depan. Kami proyeksi setiap tahun kami menurunkan NPL kurang lebih Rp 3 triliun," kata Daniel dalam rapat bersama Komisi XI DPR di gedung parlemen, Jakarta, Rabu (18/11).

Target NPL Indonesia Eximbank

Daniel juga menjelaskan strategi yang dijalankan oleh LPEI dalam pengelolaan dan perbaikan NPL ini di antaranya melakukan program restrukturisasi, baik yang terkait dengan Covid-19 maupun yang tidak. Lalu, melakukan penguatan struktur internal terkait penanganan potensi NPL dan penyelesaian NPL.

Manajemen LPEI pun terus melakukan penguatan manajemen risiko dan fungsi kepatuhan agar mampu menekan angka NPL tiap tahunnya. Selain itu, pembentukan SPV yang khusus menangani penyelsaian NPL juga menjadi salah satu langkah yang ditempuh, di sampung juga dengan melakukan hapus buku.

"LPEI terus melakukan perbaikan internal secara berkelanjutan dengan melakukan restrukturisasi dan efisiensi. Sembari tetap menjalankan bisnis secara selektif dan penguatan proses internal," kata Daniel menambahkan.

LPEI memperkirakan total aset perusahaan hingga akhir 2020 senilai Rp 94,52 triliun, turun hingga 13,77% dibandingkan dengan 2019 lalu. Meski begitu, dalam rencana kerja anggaran tahunan 2021, total aset diproyeksi bisa kembali meningkat menjadi Rp 97,74 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement