IHSG Anjlok 2,9% Dipicu Aksi Ambil Untung dan Lonjakan Kasus Covid-19

Image title
30 November 2020, 16:38
asing jual saham, profit taking, ihsg, saham, pasar modal, bursa, bursa saham, asing net sell
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 2,96% menyentuh level 5.612,42 pada perdagangan Senin (30/11). Bahkan, IHSG sempat anjlok hingga 3,79% menyentuh level 5.563,86 sekitar pukul 14.00 WIB sebelum berbalik (rebound) sedikit.

Berdasarkan data pasar saham di RTI Infokom, tercatat hari ini nilai transaksi mencapai Rp 32,83 triliun dalam sehari yang berasal dari perdagangan sebanyak 35,8 miliar unit saham. Frekuensi pada perdagangan hari ini pun mencapai 1,69 juta kali.

Advertisement

Frekuensi dan nilai transaksi hari ini cukup tinggi. Sebelumnya, nilai transaksi tertinggi dalam sehari terjadi pada 25 November 2020. Saat itu frekuensi perdagangan saham mencapai 1,41 juta kali, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 18,16 triliun.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan anjloknya IHSG pada perdagangan hari ini disebabkan oleh aksi ambil untung alias profit taking yang dilakukan pelaku pasar. 

Aksi ini dilakukan karena dalam sebulan terakhir indeks sudah melaju cukup tinggi. Sejak awal November 2020 hingga penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (27/11), IHSG meroket hingga 12,77%.

"Penurunan IHSG lebih dikarenakan profit taking, karena kenaikan indeks juga sangat signifikan dan belum ada koreksi yang signifikan. Sehingga, hari ini baru ada koreksi," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Senin (30/11).

Menurutnya, IHSG yang terus mengalami kenaikan bisa menjadi kondisi tidak sehat. Berdasarkan analisis teknikal, setiap ada kenaikan, pasti akan ada koreksi. IHSG yang mengalami kenaikan terus-menerus, membuat hari ini terkoreksi dengan signifikan.

"Tren naik, koreksinya turun. Tren turun, koreksinya naik. Akibat indeks naik terus, makanya ketika sekalinya turun, langsung amblas," ujarnya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan ada efek rebalancing dari MSCI Indonesia Index yang mulai berlaku pada perdagangan 1 Desember 2020. Efek tersebut membuat IHSG hari ini mengalami penurunan.

Dalam rebalancing tersebut, ada dua saham yang ditambahkan pada indeks yang dibuat oleh Morgan Stanley Capital ini, yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Sementara yang didepak adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Selain itu, kata William, ada sentimen negatif yang datang dari kekhawatiran pelaku pasar, terhadap diberlakukannya status pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali, terutama di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal tersebut disebabkan oleh angka positif Covid-19 yang terus naik dalam beberapa hari terakhir.

"Memang kedua sentimen ini (rebalancing MSCI Index dan PSBB) negatif dan dapat menekan IHSG. Hanya saja, awalnya tidak diperkirakan akan menurun sedalam ini," kata William kepada Katadata.co.id, Senin (30/11).

Kabar terkait penerapan PSBB ini disebabkan angka Covid yang terus naik. Pada Minggu (29/11) jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan mencapai 6.267. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi tambahan kasus harian, sejak virus corona pertama kali dideteksi di Indonesia pada Maret 2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement