Jiwasraya Alami Defisit Modal Rp 38,5 T, Tanggung Utang Klaim Rp 19 T

Image title
1 Desember 2020, 08:46
jiwasraya, asuransi jiwasraya, asuransi, restrukturisasi jiwasraya, polis jiwasraya, js saving plan, bumn, tambahan modal jiwasraya
Jiwasraya.co.id
Asuransi Jiwasraya

Kondisi keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) semakin tidak sehat karena mengalami kesulitan membayar utang klaim dan mengalami defisit ekuitas. Sehingga, restrukturisasi pemegang polis asuransi, baik tradisional, korporasi, maupun produk bancassurance harus dilakukan.

Ketua Panitia Kerja Masalah Jiwasraya Komisi VI DPR Aria Bima mengatakan utang klaim Jiwasraya per 31 Oktober 2020 mencapai Rp 19,3 triliun. Mayoritas pemegang polis yang klaimnya belum terbayarkan merupakan nasabah tradisional, namun berdasarkan nilai klaimnya yang terbesar adalah produk bancassurance.

Advertisement

"Opsi penyehatan perusahaan dan restrukturisasi perusahaan dipilih, mengingat jika dilakukannya proses pailit, maka akan terjadi penurunan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi di Indonesia pada umumnya, dan BUMN pada khususnya," kata Aria dalam rapat dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (30/11).

Aria merinci total klaim nasabah tradisional ritel hingga Oktober 2020 mencapai Rp 1,4 triliun. Lalu, utang klaim nasabah tradisional korporasi nilainya Rp 1,1 triliun. Sementara, utang klaim kepada nasabah bancassurance melalui produk JS Saving Plan nilainya mencapai Rp 16,8 triliun.

Jumlah total nasabah Jiwasraya saat ini mencapai 2,59 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari nasabah polis ritel sebanyak 308.961, pensiunan dan korporasi sebanyak 2,26 juta, serta bancassurance 17.459.

Sementara itu, kondisi liabilitas dan aset Jiwasraya per Oktober 2020 pun mengalami defisit yang semakin bengkak, nilainya mencapai negatif Rp 38,5 triliun. Nilai ini naik dari posisi negatif Rp 30,3 triliun per akhir 2018 dan negatif Rp 34,6 triliun per akhir 2019 lalu.

Aria mengatakan mayoritas aset milik Jiwasraya saat ini merupakan aset yang tidak likuid dan berkualitas buruk. Kondisi aset yang buruk dan pengelolaan produk yang tidak optimal ini lah membuat Jiwasraya memiliki defisit ekuitas. Aset Jiwasraya hanya Rp 15,4 triliun per Oktober 2020, padahal per 2019 asetnya masih Rp 18 triliun.

"Sehingga masalah ini perlu diselesaikan segera sebelum nominal defisitnya semakin membesar, semakin membengkak. Sampai saat ini, risk based capital (RBC) Jiwasraya telah mencapai negatif 1.050% yang seharusnya batas minimal sesuai OJK ada di 120%," kata Aria.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement