Saham Perusahaan Batu Bara Terus Naik, Sampai Kapan Bertahan?

Image title
3 Desember 2020, 19:38
batu bara, saham batu bara, emiten batu bara, adaro, indo tambangraya megah, adro, itmg, indika, indy, ptba, bukit asam, emiten pertambangan, harga batu bara
123RF.com/Lorelyn Medina
Ilustrasi batu bara

Saham-saham perusahaan yang menggeluti bisnis batu bara tercatat kompak mengalami kenaikan dalam sebulan terakhir. Kenaikan ini dipengaruhi oleh harga batu bara yang terus pulih di tengah situasi pandemi Covid-19.

"Kenaikan harga saham batu bara cukup sensitif terhadap kenaikan harga batu bara global," kata Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu kepada Katadata.co.id, Kamis (3/12).

Advertisement

Kenaikan harga batu bara seiring musim dingin yang terjadi pada kuartal keempat tiap tahunnya. Kondisi ini membuat permintaan batu bara meningkat, sehingga terjadi kenaikan harga. Khusus tahun ini, di tengah penurunan harga batu bara pada awal tahun karena pandemi Covid-19, harga batu bara akhir tahun tampaknya mulai bangkit lagi.

Harga batu bara kontrak future batu bara termal Newcastle mengalami tren kenaikan. Pada 13 Oktober 2020, harga kontrak yang aktif diperdagangkan senilai US$ 53,65 per ton. Namun, pada perdagangan 2 Desember 2020, harganya sudah mencapai US$ 71,45 per ton. Artinya ada kenaikan hingga 33,17% harga batu bara.

Kenaikan harga batu bara pada tahun ini, bukan hanya disebabkan oleh faktor musim dingin, melainkan juga karena ekspektasi pemulihan ekonomi di Tiongkok. Selama ini Tiongkok merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara Indonesia.

Mempertimbangkan hal tersebut, Dessy menilai kenaikan harga saham perusahaan batu bara ke depan masih akan berlanjut, setidaknya hingga akhir tahun ini. "Ini akan berkorelasi positif terhadap emiten batu bara di indeks harga saham gabungan (IHSG)," ujarnya.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga mengatakan menguatnya harga saham emiten batu bara sudah menjadi tren setiap akhir tahun. Secara historis memang tiap akhir tahun, saham-saham dari sektor batu bara memang mengalami penguatan. Siklus ini pun masih akan berlanjut hingga setidaknya tutup tahun ini.

"Siklus kenaikan saham batu bara disebabkan oleh harga batu bara itu sendiri dan pertumbuhan ekspornya," kata William.

Harga batu bara memang tengah mengalami kenaikan. Harga batu bara acuan alias HBA saja pada Desember 2020 pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) sebesar US$ 59,65 per ton. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 7,07% atau US$ 3,94 per ton dibandingkan November.

Dalam tiga bulan terakhir, pergerakan HBA terus naik setelah hampir sepanjang tahun mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Pada Oktober, misalnya, harga batu bara di angka US$ 51 per ton dan bulan sebelumnya hanya di angka US$ 49,42 per ton. Secara keseluruhan, rata-rata harga acuan batu bara sepanjang 2020 sebesar US$ 58,17 per ton.

Peluang Mendongkrak Ekspor ke Tiongkok

Indonesia mendapat komitmen ekspor batu bara ke Tiongkok selama tiga tahun mulai 2021. Nilai komitmennya mencapai US$ 1,46 miliar atau sekitar Rp 20,6 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement