Mengapa Harga Saham-saham Farmasi Anjlok hingga 34% dalam Sepekan?

Image title
20 Januari 2021, 14:43
IHSG DITUTUP MELEMAH
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia.

Sudah enam hari berturut-turut harga saham sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia anjlok menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 7%, termasuk hari ini, Rabu (20/1). Penurunan ini terjadi saat pemberian vaksin Covid-19 dimulai, Rabu (13/1).

Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN) anjlok 34,48% dalam enam hari menjadi Rp 4.570 per saham pada hari ini. Padahal, dalam enam bulan terakhir, saham perusahaan ini mengalami kenaikan hingga 306,22%.

Advertisement

Saham BUMN farmasi lainnya yang anjlok adalah PT Indofarma Tbk (INAF) yang selama enam hari turun dengan besaran yang sama, 34,48% menjadi Rp 4.570 per saham. Dalam enam bulan terakhir, saham ini sebenarnya mampu naik 357%.

Harga saham PT Phapros Tbk (PEHA) juga tidak jauh berbeda. Akibat enam hari berturut-turut mengalami ARB, sahamnya tercatat turun 34,66% menjadi Rp 1.725 per saham. Saham ini pun mengalami kenaikan selama enam bulan terakhir sebesar 40,24%.

Perusahaan farmasi swasta, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) juga mengalami penurunan harga saham selama enam hari berturut-turut sebesar 33,11% menjadi Rp 990 per saham. Padahal, selama enam bulan terakhir, mampu menguat hingga 60,98%.

Perusahaan yang juga terkait dengan vaksinasi Covid-19 karena memiliki bisnis jarum suntik, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) selama enam hari berturut-turut mengalami ARB, artinya turun 34,59% menjadi Rp 2.420 per saham. Saham ini meroket hingga 317,24% selama enam bulan terakhir.

Perusahaan farmasi swasta lainnya, PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) juga mengalami penurunan selama enam hari terakhir. Namun, sahamnya hari ini mengalami kenaikan 1,3% menjadi Rp 1.555 per saham. Selama enam hari, tercatat mengalami penurunan 24,15%.

Saham farmasi swasta lainnya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga sempat mengalami ARB pada 13 Januari 2021, namun mengalami kenaikan harga saham di hari-hari berikutnya. Dalam enam hari terakhir, saham Kalbe Farma tercatat hanya turun 4,76% menjadi Rp 1.600 per saham pada perdagangan hari ini.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, penurunan harga ini disebabkan adanya penyesuaian harga saham terhadap fundamental perusahaan. Pasalnya, harga saham farmasi terlalu tinggi sedangkan secara kinerja keuangan tidak sebaik harga sahamnya.

"Kalau kita lihat harga sahamnya, tidak sebanding lurus dengan fundamentalnya. Sehingga, jika dibandingkan dengan fundamentalnya, sudah pasti harga sahamnya akan mengalami penurunan," kata Nico kepada Katadata.co.id, Rabu (20/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement