IHSG Dibuka Anjlok 2%, Dua Emiten Pendatang Baru Sahamnya Naik 35%

Image title
1 Februari 2021, 11:04
ihsg, ihsg hari ini, update ihsg, pasar modal, saham, saham hari ini, update saham, bursa, bursa efek, bursa efek indonesia
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka anjlok hingga 2,09% menyentuh level 5.740 tepat pukul 09.10 WIB pada Senin (1/2). Meski begitu, dua emiten yang baru melantai di Bursa EFek Indonesia, sahamnya masing-masing melesat hingga 35%.

Emiten yang melakukan penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) hari ini adalah PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK). Melantai di Bursa, harga sahamnya naik 34,95% menjadi Rp 139 per saham pada pembukaan perdagangan hari ini.

Bank Net Syariah melepas sebanyak 5 miliar unit saham biasa kepada publik atau sebesar 37,9% dari jumlah modal setelah IPO ini. Perusahaan, menawarkan harga sahamnya di Rp 103 per saham. Sehingga, Bank Net Syariah bisa meraup dana segar senilai Rp 515 miliar.

"Sesuai dengan yang tercatat du prospektus, seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum, setelah dikurangi biaya emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan," kata Direktur Bank Net Syariah Basuki Hidayat dalam siaran pers, Senin (1/2).

Selain mencatatkan sahamnya, Bank Net Syariah rupanya juga menerbitkan waran seri I sebanyak 2,8 miliar unit atau setara 34,17% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Waran Seri I ini diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham baru dengan perbandingan 25 saham baru mendapatkan 14 waran seri I dengan harga exercise sebesar Rp 110.

Bila seluruh waran exercise oleh pada pemegang saham, perseroan akan memperoleh tambahan modal sebanyak-banyaknya Rp 308 miliar, dimana dana waran tersebut 100% juga digunakan manajemen Bank Net Syariah untuk keperluan modal kerja.

Emiten baru di Bursa berikutnya adalah PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE). Seperti sebelumnya, saham Damai Sejahtera Abadi pun meroket hingga 34,65% menyentuh harga Rp 136 per saham pada pembukaan perdagangan hari ini.

Perusahaan yang bergerak pada perdagangan ritel produk elektronik dan furniture rumah tangga itu, melepas 457 juta unit saham kepada masyarakat atau setara dengan 20% dari modal disetor. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan senilai Rp 101 per saham, sehingga mampu meraih dana sebanyak Rp 46,2 miliar.

Direktur Utama Damai Sejahtera Abadi Poedji Harixon mengatakan, dana hasil IPO ini digunakan untuk investasi penambahan tanah beserta bangunan untuk toko dan gudang di Gresik dan Banjarbaru. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan.

IHSG Anjlok 2%

Pada pembukaan perdagangan hari pertama Febriari, IHSG dibuka anjlok hingga 2,09% menyentuh level 5.740. Penurunan tersebut, meneruskan tren negatif IHSG yang sejak 21 Januari 2021 sudah ditutup di zona merah dalam tujuh hari berturut-turut.

Pada pembukaan perdagangan hingga pukul 09.10 WIB, tercatat volume perdagangan sebanyak 1,82 miliar unit saham dengan nilai transaksi totalnya mencapai Rp 2 triliun. Penurunan ini sejalan dengan 279 saham yang bergerak turun, sedangkan hanya ada 81 saham yang menguat dan 127 saham tidak ada perubahan harga.

Investor asing pun sejauh ini melakukan aksi jual di pasar reguler, dengan nilai jual bersih mencapai Rp 144,78 miliar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi target penjualan asing, dimana hingga kini dilepas asing dengan nilai bersih Rp 69,7 miliar. Sahamnya pun turun 4,55% menjadi Rp 3.990 per saham sejauh ini.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, IHSG hari ini memang diperkirakan dilanda tekanan jual. Hal itu, seiring tajamnya kejatuhan Indeks Dow Jones Industrial Average sebesar -2,03% dan penurunan iShares MSCI Indonesia ETF sebesar -3.44%.

Perkiraan kejatuhan IHSG hari ini, juga diperparah dengan kejatuhan harga beberapa komoditas. Seperti minyak yang -0,38%, batu bara -1,15%, nikel -0,87%, dan timah -1.88%.

Sentimen negatif lainnya, jumlah korban Covid-19 yang terus bertambah di Indonesia, baik yang terjangkit maupun yang meninggal. Jumlah kasus hingga Minggu (31/1) totalnya mencapai 1.078.314 kasus.

"Sehingga muncul wacana pemerintah akan melakukan PSBB dari tingkat RT & RW. PPKM yang diterapkan saat ini, tidak efektif menekan jatuhnya korban akibat Covid-19," kata Edwin dalam risetnya pagi ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...