Kemunculan Raksasa Baru Bank Syariah di Tengah Berbagai Tantangan

Image title
4 Februari 2021, 13:02
bank syariah indonesia, bri syariah, bris, saham, saham bris, bumn, syariah, keuangan syariah, ojk, bursa efek indonesia, perbankan, perbankan syariah, literasi keuangan
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menilai merger 3 bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk, bisa menjawab beberapa tantangan industri syariah Tanah Air. Salah satunya, inklusi dan literasi keuangan syariah masyarakat yang masih rendah.

"Selama ini, tantangan cukup besar karena penduduk masih belum begitu paham, baik dari produk keuangan maupun produk keuangan yang berprinsip syariah," kata Wimboh dalam pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (4/2).

Berdasarkan data OJK, tingkat inklusi keuangan syariah masyarakat Indonesia hanya sebesar 9,1%, sedangkan tingkat literasinya hanya 8,93%. Angka itu jauh di bawah tingkat inklusi keuangan konvensional yang sebesar 76,19% dan tingkat literasi 38,03%.

Tantangan lain yang disebutkan oleh Wimboh adalah masyarakat mendambakan produk-produk keuangan syariah yang lebih murah dibandingkan dengan konvensional. Meski begitu, kualitas bank syariah harus tetap bagus dan layanannya nyaman.

Daya saing produk dan layanan keuangan syariah, dinilai belum setara dibandingkan keuangan konvensional. Pasalnya, model bisnis dan variasi produk syariah yang relatif masih terbatas.

Terbatasnya sumber daya manusia dan kapasitas industri keuangan syariah juga menjadi tantangan tersendiri. SDM syariah yang berkualitas dengan kapasitas yang tinggi, sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing keuangan syariah terutama dalam mengakselerasi digitalisasi produk dan layanan saat ini.

Selain itu, industri keuangan syariah juga belum sepenuhnya terintegrasi dalam ekosistem industri halal. Hal itu mempengaruhi peningkatan market share keuangan syariah yang terbatas, dimana pada Desember 2020 masih sebesar 9,9%.

Wimboh mengatakan, tantangan-tangan tersebut bisa dijawab, dalam praktik maupun teori, kalau Indonesia memiliki bank syariah raksasa. Untuk itu, penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah, bisa menjadi jawabannya.

"Raksasa telah hadir, menjawab tuntutan masyarakat. Sehingga saya apresiasi lahirnya BSI," kata Wimboh.

Wimboh mengatakan, pekerjaan BSI masih banyak untuk mewujudkan mimpi masyarakat dalam menerima manfaat seperti kualitas, biaya murah, dan jaringan luas. Tidak hanya itu, BSI juga bisa menjadi role model bagi bank syariah lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...