Sektor Infrastruktur di Balik Membengkaknya Utang BUMN saat Pandemi

Image title
5 Februari 2021, 19:56
bumn, utang bumn, lembaga pengelola investasi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
BUMN

Pandemi Covid-19 menyebabkan pembengkakan utang badan usaha milik negara (BUMN). Total utang BUMN dalam sembilan bulan awal tahun 2020 menjadi Rp 1.682 triliun, atau naik hingga Rp 289 triliun dibandingkan posisi akhir 2019.

Berdasarkan data Kementerian BUMN, kenaikan utang perusahaan pelat merah memang terjadi setiap tahun. Setidaknya, sejak 2017 yang total utangnya Rp 942 triliun, bertambah signifikan menjadi Rp 1.251 triliun dalam setahun. Ini terus terjadi hingga sekarang.

Pada suatu kesempatan, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kenaikan utang ini merupakan tantangan terbesar BUMN. Tahun lalu, kenaikan utang terjadi karena pembangunan infrastruktur dasar yang terus berjalan meski di tengah pandemi Covid-19.

"Karena memang kami sangat diharapkan untuk membangun infrastruktur dasar seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya. Ini membuat memang secara posisi utang BUMN meningkat," Tiko, sapaan akrabnya, dalam sesi diskusi beberapa waktu lalu.

Mengacu data Kementerian BUMN, sektor infrastruktur menjadi salah satu penyumbang utang yang besar. Total utang sektor ini mencapai Rp 270,5 triliun dalam sembilan bulan pertama 2020. Angka tersebut naik dari Rp 237,5 triliun pada 2019 lalu.

Berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan infrastruktur BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia, total kewajiban PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik paling besar yaitu 7,7% menjadi Rp 31,96 triliun per September 2020. Mayoritas, merupakan liabilitas jangka pendek senilai Rp 26,56 triliun, naik 8,46%.

Liabilitas yang meningkat, juga terjadi pada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar 5,51% menjadi Rp 45,26 triliun per September 2020. Seperti Adhi Karya, liabilitas jangka pendek mendominasi, senilai Rp 40,18 triliun, naik hingga 32,4%.

Meski begitu, total liabilitas PT PP Tbk (PTPP) mengalami penurunan sebesar 2,72% menjadi Rp 39,76 triliun pada triwulan III 2020. Penurunan disebabkan liabilitas jangka panjang yang turun 19,14% menjadi Rp 9,17 triliun. Meski mayoritas dari liabilitas jangka pendek Rp 30,58 triliun atau naik 3,59%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...