BTN Siapkan Rp 1 T untuk Miliki Asuransi Jiwa hingga Modal Ventura
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berencana untuk memiliki beberapa anak usaha demi menunjang bisnisnya di sektor perumahan. Beberapa anak usaha yang akan dibangun adalah perusahaan modal ventura, asuransi jiwa, dan manajer investasi.
"Dalam rencana perusahaan, kami akan tumbuh secara unorganik, khususnya untuk mendukung bisnis utama kami di sektor perumahan," Direktur Enterprise Risk Management, Big Data, and Analytics BTN Setiyo Wibowo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (15/2).
BTN menyiapkan dana sekitar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun untuk menjalankan rencana ini. Meski begitu, skema aksi korporasi untuk memiliki anak usaha masih dalam kajian. Skemanya bisa mendirikan anak usaha baru, mengakuisisi perusahaan yang sudah ada, maupun membuat perusahaan patungan alias joint venture.
Bank milik pemerintah ini menilai rencana memiliki asuransi jiwa sejalan bisnis BTN saat ini di kredit konsumer, utamanya kredit pemilikan rumah (KPR). Wibowo mengatakan kebutuhan asuransi untuk menunjang bisnis KPR sangat potensial untuk bisa dikembangkan.
Terkait rencana untuk memiliki anak usaha modal ventura, BTN ingin berinvestasi pada perusahaan finansial teknologi (fintech) yang fokus pada bisnis perumahan. Dalam rencana memiliki modal ventura, kemungkinan besar BTN bakal mencari investor strategis sehingga membentuk perusahaan patungan alias joint venture.
Wibowo mengatakan tahapannya masih dalam proses due diligence yang sudah dilakukan sejak tahun lalu. Saat ini, perusahaan masih melakukan pendalaman secara detail mengenai bisnis model dari modal ventura tersebut. BTN menargetkan prosesnya bisa selesai pada akhir 2021. Dengan begitu, perusahaan modal ventura BTN bisa beroperasi pada 2022.
Dengan modal ventura ini, BTN bisa memiliki wadah untuk tumbuh, salah satunya dengan proses digitalisasi KPR atau memiliki platform jual-beli rumah. Salah satu keunggulan dari platform tersebut, yaitu memiliki data yang lengkap, termasuk sejarah harga rumah di daerah tersebut.
Modal ventura ini juga bisa berperan sebagai induk bagi perusahaan manajemen aset. Perusahaan ini yang melakukan penjualan dan pembelian untuk aset bermasalah.
Anak usaha lain yang diharapkan bisa terbentuk tahun depan adalah manajer investasi. Perusahaan ini akan difokuskan pada pengelolaan dana tabungan perumahan rakyat (Tapera). "Dengan adanya Tapera, kami berencana untuk memiliki manajer investasi untuk mendukung penetrasi terkait dengan kebijakan pemerintah di Tapera," kata Wibowo.
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan manajer investasi ini bisa membangkitkan penjualan rumah besar alias rumah second. Pasalnya, perusahaan ini bisa menampung kredit-kredit bermasalah dengan nilai cukup besar.
Harapannya, bisa menurunkan kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) BTN yang per akhir 2020 ini berada di level 4,37%. "Kami perlu memiliki perusahaan asset management yang akan fokus pada jual beli rumah terutama rumah yang bermasalah. Sehingga NPL kami bisa didorong turun," kata Nixon.