BUMN Karya Susun Strategi Ekspansi Memanfaatkan SWF Indonesia

Image title
8 Maret 2021, 19:16
lembaga pengelola investasi, lpi, pembiayaan infrastruktur, infrastruktur, bumn, bumn karya, jasa marga, waskita karya, hutama karya, trans sumatra, tol sumatra
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi proyek infrastruktur.

Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) sudah beroperasi sejak pertengahan Februari 2021. Sovereign wealth fund (SWF) Indonesia ini menjadi peluang pembiayaan proyek infrastruktur dalam negeri lebih besar.

Untuk  jangka pendek dan menengah, LPI akan fokus pada investasi di bidang infrastruktur, yakni jalan tol, bandara dan pelabuhan. Presiden Joko Widodo pun optimistis potensi modal asing yang mengalir melalui LPI mencapai US$ 20 miliar dalam 1-2 bulan sejak beroperasi. Bagaimana BUMN karya memanfaatkan potensi ini?

Advertisement

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) bakal memanfaatkan pendanaan dari LPI dengan mengikutsertakan beberapa ruas tolnya. "Target kami tahun ini dua sampai tiga tol dengan indikasi proceed Rp 1,5 triliun hingga Rp 3 triliun," ujar Direktur Keuangan Jasa Marga Doni Arsal webinar bertajuk "Siapkah BUMN Infrastruktur Optimalkan Dana LPI" yang diselenggarakan Forum Wartawan BUMN di Jakarta, Senin (8/3).

Meski begitu, Doni belum bisa memastikan ruas tol mana yang ditargetkan bisa dilepas tahun ini karena perlu mempertimbangkan risiko (risk appetite) yang bisa diterima investor. Saat ini pihaknya tengah berdiskusi secara intensif dengan pemerintah dan tim SWF terkait ruas tol mana yang berpotensi masuk dalam portofolio SWF.

Setidaknya, sudah ada sembilan ruas jalan tol milik Jasa Marga yang berpotensi masuk dalam portofolio SWF. Ruas tol tersebut di antaranya Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 kilometer (km) dengan kepemilikan 55% dan Jakarta Cikampek II Elevated sepanjang 36,4 km dengan kepemilikan 80%.

Kemudian ruas tol Semarang-Batang sepanjang 75 km dengan kepemilikan 40%, Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 km dengan kepemilikan 40%, dan ruas Pandaan-Malang sepanjang 38,9 km dengan kepemilikan 60%.

Ruas tol lainnya, kata Doni, Gempol-Pasuruan sepanjang 34,2 km dengan kepemilikan 99% dan Balikpapan-Samarinda sepanjang 98,9 km dengan kepemilikan 67%. Lalu, Manado-Bitung sepanjang 39,9 km dengan kepemilikan 65% dan Bali Mandara sepanjang 9,7 km dengan kepemilikan 65%.

Jasa Marga sebenarnya memiliki 21 aset yang siap menampung dana dari LPI. Sebanyak 18 di antaranya masuk dalam tahapan brown field. Maksudnya, proyek ini menghilangkan risiko pembebasan lahan dan konstruksi.

Doni menyambut baik rencana SWF Indonesia, karena bisa menjadi alternatif pendanaan bagi Jasa Marga. "Dalam melakukan divestasi untuk membantu Jasa Marga mencapai stabilitas finansial dalam jangka panjang," katanya.

Menurutnya, SWF memiliki empat manfaat. Pertama, meningkat likuiditas perusahaan dengan adanya aliran dana masuk. Kedua, alternatif pendanaan dari sisi ekuitas.

Ketiga, memperbaiki struktur permodalan Jasa Marga, karena ada ekuitas yang masuk. Keempat, dengan adanya asset recycling yang penjualannya dilakukan di atas nilai buku, maka kinerja perusahaan akan meningkat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement