Penolakan rencana ekspansi Gojek ke Malaysia berbuntut panjang. Ratusan pengemudi ojek online kembali menyambangi Kantor Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Selasa (3/9). Mereka menuntut Kedubes Malaysia membawa Bos Taksi Big Blue Shamsubahrin Ismail ke Jakarta untuk meminta maaf secara langsung, atas pernyataannya yang dinilai telah menyinggung perasaan rakyat Indonesia.

Masalah ini bermula dari rencana perusahaan transportasi online Indonesia, Gojek, yang ingin ekspansi ke Malaysia. Rencana ini mendapat penolakan dari pengusaha taksi online Malaysia. Shamsubahrin keberatan dengan rencana Gojek masuk ke Malaysia.

Advertisement

Dia siap mengajukan protes jika pemerintah Malaysia tetap mengizinkan Gojek hadir di negaranya. Bahkan, dia mengatakan Gojek adalah transportasi untuk negara miskin seperti Indonesia. "Gojek sebagai perusahaan transportasi tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda Malaysia pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu," katanya dikutip dari Free Malaysia Today, (21/8). 

(Baca: Bos Taksi Malaysia Berulah Lagi, Ratusan Ojek Online Demo di Kedubes)

Dia menganggap budaya Indonesia dan Malaysia berbeda. Di Indonesia perempuan dapat memeluk pengendara ojek yang kebanyakan laki-laki. “Gojek bisa diterapkan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,” ujarnya.

Video pernyataan Shamsubahrin ini pun viral di media sosial dan memicu kemarahan masrakat Indonesia, terutama pengemudi ojek online. Mereka mengancam akan menurunkan 10 ribu masa untuk mengepung Kedutaan Besar Malaysia, jika Shamsubahrin tidak mengklarifikasi pernyataannya.

Sebenarnya permasalahan ini sudah selesai. Beberapa hari sebelumnya, perwakilan asosiasi ojek online telah bertemu dengan pihak kedutaan Malaysia. Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan dalam pertemuan tersebut dia menyerahkan surat terbuka mengenai pernyataan sikap mereka terkait pernyataan Shamsubahrin Ismail.

Igun menyatakan persoalan dengan Shamsubahrin Ismail telah selesai. "Jadi, kami sudah menutup kasus ini. Semoga ke depan tidak akan ada lagi aksi atau apa pun," ujarnya di Kantor Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (30/8).

Dalam pertemuan tersebut, para pengemudi ojek online menyambut baik tanggapan dari pihak Kedubes Malaysia yang mengaku menyesalkan pernyataan Shamsubahrin. Tak hanya dari Gojek, perwakilan driver Grab juga ikut datang ke Kedubes Malaysia. Mayoritas dari mereka merupakan perwakilan ojek online di wilayah Jabodetabek.

(Baca: Akan Didatangi Ratusan Ojek Online, Dubes Malaysia Tanggapi Soal Gojek)

Dia juga mengungkapkan awalnya para pengemudi ojek online akan menggelar aksi di depan kantor Kedubes Malaysia pada Selasa (3/9). Karena sudah ada pernyataan maaf dari Shamsubahrin, mereka akhir datang lebih awal.

Akibat pernyataannya, Shamsubahrin mengaku banyak mendapat pesan singkat langsung di ponselnya dari rakyat Indonesia. "Saya memohon maaf atas kesalahan saya melabelkan Indonesia sebagai orang miskin," katanya.

Dia mengatakan rakyat Indonesia miskin berdasarkan laporan-laporan dari Indonesia sendiri yang sudah tersebar di seluruh dunia. Pernyataan tersebut dilontarkan sembari menunjukkan salinan artikel media asal Singapura, The Straits Times bergambar Prabowo Subianto.

Straits Times memberikan judul artikel tersebut "Prabowo Subianto vows to lift poor out of poverty as he sets out vision." Jika diartikan, Prabowo Subianto berjanji akan membebaskan orang miskin dari kemiskinan. Artikel ini ditayangkan dalam situs Straits Times pada 16 Januari 2019. Saat itu, Prabowo menjadi peserta Pemilihan Presiden 2019, menyampaikan misinya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement