Investasi Kecil-Kecilan Tapi Aman Dari Rumah Sambil #Lawantipu2online
Sambil berselonjor, Nabila memainkan gawainya dan membaca deskripsi terkait investasi dengan dana kecil. Selama berkegiatan di rumah, ia banyak belajar hal baru melalui internet. Salah satunya ialah perlunya memiliki tabungan dan berinvestasi. “Sekarang itu lagi banyak banget thread di Twitter yang membahas tentang pentingnya investasi,” ucapnya.
Melalui beragamnya informasi di sosial media dan cerita pengalaman keberhasilan teman-teman lain yang sudah mencoba, dia menyadari bahwa berinvestasi sejak masih muda, saat umur masih 20-an itu sangat penting. Dengan berinvestasi sejak masih muda, kita akan punya waktu lebih panjang untuk mengakumulasi investasi.
“Mumpung masih muda, bisa mulai dari dana yang nggak besar. Itung-itung biar nggak terlambat belajar investasi,” katanya. Saat ini sudah banyak layanan perbankan yang memudahkan anak muda untuk menabung dan berinvestasi. Nabila pun memanfaatkan kemudahan layanan perbankan tersebut.
Sebelumnya, dia merasa bahwa berinvestasi terlihat seperti keputusan yang sulit, lantaran harus punya dana yang besar. Hasilnya pun tidak bisa seketika dinikmati. Namun saat ini dia tak khawatir lagi, karena sekarang informasi soal seluk beluk investasi sudah lebih mudah didapatkan. “Sekarang jadi pede buat berinvestasi,” kata Nabila dengan lugas.
Sebagai tahap awal, Nabila berinvestasi pada Sukuk dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) melalui Bank OCBC NISP. Ia mengaku memilih kedua investasi tersebut karena tergolong sebagai investasi yang aman bagi pemula. “Selain aman, aksesnya juga mudah. Tinggal download aplikasinya, bikin Single Investor Identification (SID) secara online, terus bisa lanjut aktivitas jual beli Sukuk di situ,” katanya terkait aplikasi ONe Mobile oleh Bank OCBC NISP.
Investasi Sukuk sudah berjalan selama satu tahun. Imbal hasil yang ia dapat hingga setahun berinvestasi bisa mencapai Rp 500 ribu. Selain itu, dia juga tertarik dengan program menabung Rp 20 ribu sehari bagian dari gerakan #Save20 di fitur NYALA pada aplikasi ONe Mobile. Menurutnya, ini bisa menjadi wadah untuk menyimpan uang hingga pensiun kelak. “Sekarang anak muda sadar ingin punya masa tua yang terjamin.”
Bagi Nabila, dalam beraktivitas daring, keamanan menjadi kunci utama yang harus diperhatikan dia perhatikan. Meningkatnya aktivitas daring di tengah pandemi juga diiringi dengan kasus penipuan dan pembajakan daring yang terjadi. Oleh karenanya, wajib lebih hati-hati dan memahami cara menghalau penipuan dengan melindungi data pribadi serta berpikir kritis terhadap penawaran yang datang.
Baru-baru ini banyak yang membahas mengenai kasus pembobolan dengan metode SIM Swap Fraud. Apakah itu? Penipuan tersebut berbentuk pengambilalihan akun media sosial atau akun perbankan dengan menggunakan nomor kartu SIM. Oleh karena itu, Bank OCBC NISP ingin membagikan jurus jitu menghalau tipu-tipu SIM Swap.
Simak 5 hal penting yang harus kamu lakukan untuk #LawanTipu2Online dari Bank OCBC NISP:
1. Jangan membalas SMS atau telpon nomor tak dikenal.
Khususnya bagi kontak asing yang meminta untuk mematikan gawai kamu. Jangan ditanggapi dan panik, cukup blok dan hapus nomor tersebut.
2. Hubungi operator telpon.
Jika layanan komunikasi tiba-tiba tak berfungsi, langsung menghubungi penyedia layanan komunikasi. Ini bertujuan agar masalah kita bisa ditangani langsung.
3. Gunakan kata sandi yang rumit.
Untuk terhindar dari pembajakan daring, gunakan kata sandi yang tak mudah ditebak. Jangan lupa untuk menggabungkan angka dan huruf agar sulit diterka oleh pihak lain.
4. Pantau terus transaksi perbankan di aplikasi ONe Mobile.
Transaksi perbankan jadi kegiatan paling penting. Oleh karena itu, jangan lupa juga untuk mencatat terus pengeluaran dan pemasukan, termasuk cek transaksi-transaksi yang kamu lakukan.
5. Hubungi Bank OCBC NISP jika ada kecurigaan.
Bank OCBC NISP memiliki call center yang terus siap sedia untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Jika ada yang tidak benar, langsung hubungi bank agar pelaporan tercatat dan aman.
Sebagai konsumen, kamu juga harus bijak dalam menyebar informasi melalu media sosial. Data-data seperti PIN, one-time password (OTP), user ID, kata sandi, dan nomor CVV kartu kredit atau debit harus menjadi rahasia pribadi, bahkan terhadap petugas bank sekalipun.
Nama lengkap, tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat lengkap, jumlah saldo, dan nomor rekening atau kartu juga merupakan data pribadi yang tak boleh dibagikan kepada pihak lain. Kecuali diminta oleh petugas resmi bank saat verifikasi rekening.
Menjaga kerahasiaan data pribadi kita untuk selalu aman dari cyber-hacking dan penipuan di dunia maya sangatlah penting dan merupakan tanggung jawab kita sebagai konsumen. Jadi sudah siap investasi kecil-kecilan yang aman?