Kerajinan Tangan Identitas Masyarakat Adat

Image title
Oleh Melati Kristina Andriarsi - Tim Riset dan Publikasi
1 Februari 2021, 14:25
Kegiatan menenun pengrajin Baduy Craft
dok. Baduy Craft
Kegiatan menenun pengrajin Baduy Craft

Membuat kerajinan tangan menjadi salah satu tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat adat. Kerajinan tangan masyarakat adat di setiap wilayah bervariasi, seperti kerajinan tenun, berbagai macam gelang, hingga anyaman. Selain menjadi identitas, kerajinan tangan juga dapat menghidupi mereka.

Produk kerajinan tangan khas Baduy menjadi salah satu karya masyarakat adat yang kini dikenal secara nasional. Omzetnya pun mencapai belasan juta rupiah per bulan. Kesuksesan tersebut tak lepas dari kiprah Narman, pemuda Baduy Luar, yang memasarkan kerajinan melalui berbagai platform digital.

Advertisement

Kerajinan khas daerah Baduy Luar yang diberi nama Baduy Craft meliputi kain dan selendang tenun, tas koja dari kulit kayu, gelang handam dari rotan, serta aksesoris lainnya. Narman menyebutkan,  30 persen bahan kerajinan  tersedia di wilayah Baduy, sedangkan sisanya dipasok dari luar wilayah adat.

Baduy Craft di berbagai media sosial dan marketplace dibandrol dengan harga Rp 5 ribu hingga Rp 600 ribu per itemnya.  Narman juga mengenalkan produknya di berbagai pameran kebudayaan di Jabodetabek. “Untuk omzet per bulan tahun lalu rata-rata 15 hingga 16 juta rupiah. Produk kerajinan Baduy ini juga menyediakan pesanan dalam jumlah banyak untuk acara – acara bernuansa budaya”, kata Narman.

Tas Koja, salah satu kerajinan tangan masyarakat adat Baduy
Tas Koja, salah satu kerajinan tangan masyarakat adat Baduy (dok. Baduy Craft)

Narman menceritakan sulitnya memasarkan produk pada Katadata (Rabu, 17/6). “Akses internet di sini masih susah. Saya harus jalan kaki setiap hari ke luar wilayah Baduy untuk dapat akses internet,” ujarnya.

Selain itu, tetua adat sempat melarang Narman memasarkan produk kerajinannya menggunakan platform digital. Di Baduy ada norma adat yang melarang menggunakan sesuatu yang bersifat modern. Termasuk gadget dan internet karena dikhawatirkan akan merusak tatanan adat. “Saya meyakinkan tetua adat bahwa yang saya lakukan melalui Baduy Craft dapat bermanfaat bagi masyarakat Baduy Luar,” jelas Narman.

Saat ini, Narman bekerja sama dengan 25 pengrajin Baduy Luar yang terus diedukasi agar produk yang dihasilkan berkualitas tinggi dan sesuai dengan selera konsumen. Dalam mengembangkan Baduy Craft, ia menawarkan untuk memasarkan barang yang telah diproduksi pengrajin ke berbagai marketplace.

“Saya mengambil barang dari pengrajin dan menawarkan untuk dipasarkan secara online. Di sini kami menerapkan sistem bagi hasil dengan para pengrajin yang sudah memproduksi. Para pengrajin bekerja secara individu, saya yang memasarkan.”

 Tradisi Menganyam di tengah Ekspansi Pertambangan

Sama seperti di Baduy, tradisi membuat kerajinan tangan juga menghidupi masyarakat adat Dayak. Salah satunya adalah tradisi menganyam yang dapat dijumpai di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement