Bisnis E-commerce B2B yang Tetap Tahan di Era Pandemi

Arofatin Maulina Ulfa
Oleh Arofatin Maulina Ulfa - Tim Publikasi Katadata
3 Agustus 2020, 09:48
Ilustrasi digital
123rf

Pandemi Covid-19 banyak memukul berbagai sektor bisnis di Indonesia, utamanya bisnis menengah ke bawah. Di tengah lesunya perekonomian, sektor digital menjadi salah satu yang masih menjanjikan, terutama sektor e-commerce.

Riset yang dilakukan oleh Facebook & Bein Company menunjukkan e-commerce masih menjadi sektor yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari banyaknya penggunaan aplikasi oleh masyarakat khususnya di Asia Tenggara. E-commerce menempati urutan ke 3 aplikasi paling banyak digunakan selama pandemi setelah sosial media dan video streaming.

Advertisement

Senada dengan hal tersebut, survei Redseer menemukan peningkatan transaksi e-commerce selama Covid-19. Terdapat 51% responden yang mengaku pertama kali menggunakan aplikasi belanja saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini berdampak pada peningkatan volume permintaan di ­e-commerce sebesar 5-10 kali dibandingkan sebelum pandemi.

Bisnis e-commerce sendiri tersegmentasi dalam model consumer to consumer (C2C) dan business to consumer (B2C), dan business to business (B2B). E-commerce B2B memiliki potensi berkembang pesat beberapa waktu terakhir karena kebutuhan pengadaan perusahaan yang kian meningkat. Di beberapa negara seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, e-commerce B2B mencatatkan angka transaksi hampir tiga kali lebih besar dibanding B2C.

Tak hanya di luar negeri, model B2B ini juga mengalami perkembangan di Indonesia. Mengutip dari laporan EigenRe, terlihat dari market size B2B di Indonesia yang diprediksi mencapai US$ 21,3 miliar pada 2023 mendatang.

Namun, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang signifikan bagi pemain e-commerce B2B di Indonesia. Meski demikian dikutip dari Dailysocial.id, para pemain e-commerce B2B menyebut bahwa fase Adaptasi Kebiasaan Baru Covid-19 dapat menjadi peluang rebound untuk bisnis ini.

Hal ini karena pandemi berhasil mengubah procurement yang selama ini cenderung dilakukan secara konvensional menjadi e-procurement yang dapat dilakukan secara daring dan lebih efisien. Selain itu, e-procurement memiliki manfaat transparan, pengadaan online juga memiliki keuntungan harga lebih ekonomis dengan proses yang lebih cepat.

E-commerce B2B
 

Berdasarkan hasil survei Dailysosial bersama Jakpat, setidaknya terdapat 5 pemain utama e-commerce B2B di Indonesia yang cukup dikenal masyarakat. Di antaranya Alibaba.com, Bhinneka.Com, Ralali.com, dan Mbiz Indonesia.

Bhinneka.Com menjadi pionir platform B2B di Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1999. Dominasi Bhinneka di segmen ini bahkan di atas 50% dengan pengalaman selama 25 tahun. Selain itu, Bhinneka terus melakukan improvisasi di sisi layanan salah satunya dengan meningkatkan menerapkan e-procurement, dengan menyasar korporasi, UKM, dan pelaku usaha lainnya.

Meskipun di tengah pandemi, pertumbuhan bisnis Bhinneka.Com tetap positif walau mengalami perlambatan. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari peningkatan merchant atau mitra pemasar di platform Bhinneka.Com yang mencapai 30% dibanding kuartal sebelumnya.

Inovasi di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Selama masa pandemi Bhinneka juga melakukan sejumlah improvisasi layanan. Bhinneka.Com meluncurkan dua layanan yaitu ThermoNex dan Bhinneka Digital Classroom (DESE). Kedua layanan tersebut adalah solusi B2B untuk membantu pemilik perusahaan, building management, sekolah serta kampus untuk menyambut era adaptasi kebiasaan baru.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement