Peran Perbankan Syariah dalam Geliat Ekonomi Nasional

Pemulihan ekonomi nasional ditopang oleh kinerja dari berbagai sektor. Salah satunya, pertumbuhan pembiayaan dari perbankan syariah.
Shabrina Paramacitra
25 Agustus 2022, 11:38
Pemulihan ekonomi nasional ditopang oleh kinerja dari berbagai sektor. Salah satunya, pertumbuhan pembiayaan dari perbankan syariah.
Katadata

Perekonomian Indonesia terus menggeliat menuju pemulihan pascakontraksi akibat pandemi Covid-19. Kembali pulihnya ekonomi Tanah Air tak terlepas dari peran perbankan syariah memutar roda perekonomian. Hal itu terlihat dari kinerja pembiayaan yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 mencapai 5,44% secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sebelumnya, sejak pandemi melanda, perekonomian nasional terus terkoreksi.

Tercatat, pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonomi terkoreksi 5,32%, dilanjut pada kuartal berikutnya yang terkoreksi 3,49%. Pada kuartal akhir 2020, perekonomian nasional terkoreksi 2,17%. Kemudian pada kuartal I 2021 ekonomi nasional masih terkoreksi 0,71%.

Momentum pemulihan ekonomi mulai terjadi saat kuartal II 2021, yang kala itu tumbuh sebesar 7,07%. Pemulihan berlanjut pada kuartal III tahun yang sama, dengan pertumbuhan sebesar 3,51%. Dilanjut pada kuartal berikutnya dengan pertumbuhan sebesar 5,02%, kemudian kuartal I 2022 ekonomi nasional tumbuh lagi di level 5,01%.

Terkait kinerja pemulihan ekonomi yang berlanjut hingga kuartal II 2022, Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai hal ini ditopang oleh windfall profit dari komoditas ekspor utama. Ditambah, mobilitas masyarakat yang kembali melonggar seperti sebelum pandemi.

Selain itu, sektor manufaktur mulai menunjukkan ekspansi yang konsisten, diikuti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kembali bergairah. Semua kondisi ini menopang peningkatan permintaan yang diiringi naiknya konsumsi dari kelas pekerja.

Imbasnya, pertumbuhan kredit pada industri perbankan nasional melesat dua digit pada Juni 2022. Pertumbuhan itu tercatat sebesar 10,66%, menjadi Rp 6.313 triliun. Angka ini melampaui estimasi awal pertumbuhan kredit pada kisaran 6%-8%.

Pertumbuhan yang solid ini terjadi di tengah pengetatan likuiditas. Meski begitu, kata Banjaran, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan berada di atas ambang batas. Hal ini menunjukkan stabilitas sektor keuangan yang kuat.

Kata Banjaran pula, di tengah geliat perekonomian, perbankan syariah berperan aktif melalui pertumbuhan penyaluran pembiayaan. Kinerjanya di atas rata-rata industri perbankan nasional. “Sampai dengan kuartal II 2022, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 14,09% (YoY) di tengah permodalan yang tetap kuat,” tegas dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...