Eksistensi Suku Badui dengan Adat Istiadat yang Dimilikinya

Siti Nur Aeni
1 Oktober 2021, 16:04
Suku Badui dengan Adat Istiadat yang Dimilikinya
ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa
Warga Baduy mengikuti Tradisi Seba di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). Seba Baduy merupakan tradisi tahunan warga Baduy sebagai ungkapan rasa syukur serta menjadi media komunikasi adat Suku Baduy dengan pemerintah yang digelar pada tanggal 21-23 Mei 2021.

Indonesia merupakan negara yang memiliki sangat majemuk. Simbol Bhineka Tunggal Ika memang sangat cocok disematkan untuk negara ini. Ada banyak suku, bahasa, budaya, dan agama di Indonesia. Salah satu suku yang mendiami tanah nusantara yaitu Suku Badui.

Mengenal Suku Badui

Suku Badui atau Baduy merupakan masyarakat adat yang hingga saat ini eksistensinya masih terjaga. Suku Baduy berasal dari Provinsi Banten.

Advertisement

Mengutip dari banten prov.go.id, suku ini tinggal di Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,65 hektar di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidimar, Kabupaten Lebak. Sementara itu perkampungan suku ini ada di area aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kenceng.

Pada laman lp3mumt.ac.id, dijelaskan bahwa kata “baduy” sebutan dari peneliti Belanda. Sebutan tersebut diberikan karena suku di Banten itu memiliki persamaan dengan kelompok Arab Badawi yang senang berpindah tempat.

Suku Baduy dalam kesehariannya berbicara menggunakan bahasa Sunda dan Indonesia. Meskipun memiliki kepercayaan yang berbeda, namun sejatinya Baduy dekat dengan orang Sunda. Di website tersebut juga diterangkan bahwa Suku Baduy memiliki tiga lapisan.

1. Baduy Dangka

Kelompok badui ini sudah tidak tinggal di tanah adat. Mereka juag sudah tidak terikat aturan dan kepercayaan Badui. Masyarakat Baduy Dangka juga sudah menempuh pendidikan dan mengerti tentang teknologi. Umumnya kelompok ini memiliki usaha sebagai pemandu wisata, pemilik tempat makan hingga penjual oleh-oleh.

2. Baduy Luar

Kelompok Badui Luar masih tinggal di dalam tanah adat dan masih menjunjung kepercayaan Sunda Wiwitan. Hanya saja mereka sudah mulai memahami pendidikan dan teknologi.

Kelompok ini bisa dilihat dari kebiasaan mereka berpakaian. Baduy Luar biasa mengenakan pakaian serba hitam dengan ikat kepala berwarna biru. Kelompok ini umumnya berprofesi sebagai peternak dan petani.

3. Baduy Dalam

Kelompok Suku Badui yang terakhir yaitu Baduy Dalam atau Baduy Jero. Mereka tinggal di pelosok tanah adat dan masih menjunjung kepercayaan Sunda Wiwitan.

Kelompok ini biasanya mengenakan pakaian serba putih. Mereka tidak mengenyam pendidikan dan tidak mengetahui teknologi.

Mereka hidup sangat sederhana, bahkan tak pernah mengenakan alas kaki. Gaya hidup seperti itu merupakan cara untuk tetap dekat dengan Yang Maha Esa. Kelompok ini umumnya berprofesi sebagai peternak dan petani.

Baduy Dalam dilindungi oleh Baduy Dangka dan Luar. Kedua kelompok tersebut memiliki tugas untuk menyaring segala informasi dari luar sehingga adat istiadat Suku Baduy tetap lestari.

Pemerintahan Suku Baduy

Sama halnya dengan tatanan masyarakat pada umumnya, Suku Baduy juga memiliki sistem pemerintahan. Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, sistem pemerintahan Suku Baduy sebagai berikut:

1. Sistem Pemerintahan Formal

Sistem pemerintahan formal sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia. Desa Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang dikenal dengan sebutan Jaro Pamarentah. Kepala desa dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh carik.

2. Sistem Pemerintahan Informal

Sistem pemerintahan informal dalam Suku Badui merupakan sistem pemerintahan adat yang berlaku didalam kelompok tersebut. Di dalam sistem informal ini ada lembaga bernama kapuunan.

Seluruh anggota suku harus tunduk dengan lembaga tersebut. Lembaga tersebut dipimpin oleh pemimpin adat tertinggi yang disebut puun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement