Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan Sejarahnya

Siti Nur Aeni
11 Oktober 2021, 21:28
Kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan Sejarahnya
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Keraton Kanoman merupakan keraton peninggalan Kesultanan Cirebon yang terletak di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Penyebaran agama Islam di Nusantara sudah dilakukan sebelum Indonesia merdeka. Hampir di seluruh penjuru negeri mendapatkan pengaruh Islam. Persebaran Islam ditandai dengan adanya kerajaan Islam di Indonesia.

Kerajaan Islam di Indonesia

Mengutip dari “Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia”, berikut ini beberapa kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia.

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Islam di Indonesia adalah Samudera Pasai. Letaknya di Pantai Utara Aceh tepatnya di muara Sungai Psangan (Pasai) yang di dua kota bernama Samudera (jauh dar laut) dan Pasai (kota pesisir pantai).

Bukti sejarah dari kerajaan ini terlihat pada tulisan di nisan makan Sultan Malik As-Saleh, berita dari Marcopolo dan Ibnu Batutah, serta kronika raja Pasai. Kerajaan ini dibangun oleh Marah Silu yang berhasil menyatukan Samudra dan Pasai.

Raja pertama Samudera Pasai yaitu Setelah Marah Silu yang memeluk Islam dan  mendapatkan gelar Sultan Malik As-Saleh.

Letak kerajaan ini sangat strategis, sehingga menjadi pusat perdagangan dan pusat belajar Islam pada waktu itu. Banyak pedangan dari Benggala, Gujarat, Arab, dan Cina yang datang untuk bertransaksi jual beli di tempat tersebut.

Sayangnya kerajaan ini mengalami kemunduran saat mendapat serangan Majapahit yang ingin menyatukan Nusantara. Lalu adanya perpindahan pusat perdagangan ke Pulau Bintan dan Aceh Utara. Akhirnya Samudera Pasai benar-benar runtuh setelah ditaklukan oleh Kesultanan Aceh.

2. Kerajaan Malaka

Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah Masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era Sultan Mansyur Syah. Saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara.

Kerajaan Malaka mulai melemah pada masa Sultan Muhammad Syah. Dan runtuh saat Portugis berhasil menguasai Malaka di tahun 1511.

3. Kerajaan Aceh

Secara geografis kerajaan Aceh ada di Sumatera bagian Utara dengan dengan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Letaknya yang strategis membuat Kerajaan ini berkembang cukup pesat.

Sultan pertama kerajaan ini yaitu Sultan Ali Mughayat Syah dan mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda. Di masa kejayaannya, Aceh berkembang sebagai penghasil lada. Dari sinilah banyak negara yang melakukan perdagangan di Aceh.

Kerajaan Aceh mengalami kemunduran pada masa Sultan Iskandar Thani yang menggantikan Sultan Iskandar Muda. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mengalami kemunduran antara lain:

  • Kalah melawan Portugis di Malaka.
  • Tidak ada tokoh cakap setelah Sultan Iskandar Muda wafat.
  • Daerah taklukan seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan Siak. mulai melepasakan diri.

4. Kerajaan Demak

Kerajaan Islam di Jawa yang pertama adalah Kerajaan Demak. Raja pertama Demak yaitu Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya penganut Islam dari Jeumpa.

Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada saat dipimpin Sultan Trenggono. Daerah kekuasaannya bahkan sampai ke Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.

Kehidupan sosial masyarakat Demak diatur sesuai dengan ajaran Islam. Namun masih ada juga masyarakat yang melakukan tradisi lama. Dari segi ekonomi, Demak berkembang di sekor perdagangan dan pertanian. Kerajaan Demak mengalami kemunduran pada masa Sultan Prawoto karena terjadinya perebutan kekuasaan.

5. Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam berada di Kotagede atau yang saat ini Yogyakarta. Raja pertama dan pendiri kerajaan bernama Sutawijaya. Masa kejayaan Mataram Islam yaitu pada masa Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beberapa prestasi yang ditorehkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo antara lain:

  • Mampu mempertahankan kekuasaan dari pengaruh Belanda.
  • Mampu mendundukan bupati yang tidak mengakui kekuasaan pusat Mataram.
  • Menyusun kitab undang-undang Surya Alam.
  • Mengirim armada serta pasukan untuk menyerang Batavia yang pada saat itu dikuasai VOC.

Sepeninggalan Sultan Agung, Mataram Islam kemudian dipimpin oleh Amangkurat I dan dilanjutkan oleh Amangkurat II.

Setelah Sultan Amangkurat II meninggal, Mataram Islam terbagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Giyanti. Mataram kemudian dibagi menjadi Kasultanan Jogjakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta yang dipimpin Susuhunan Pakubuwono I.

6. Kerajaan Islam Cirebon

Berdirinya kesultanan Cirebon bermula dari Pangeran Cakrabuana yang merupakan anak Prabu Siliwangi dan Subanglarang. Pangeran Cakrabuana beragama Islam seperti ibunya sehingga tidak bisa meneruskan tahta Kerajaan Pajajaran.

Pangeran Cakrabuana kemudian mendalami Islam dan mendirikan pemerintahan di Cirebon pada 1430 masehi. Setelah itu pemerintahan kerajaan Cirebon diberikan kepada Sunan Gunung Jati yang merupakan keponakan sekaligus menantu Pangeran Cakrabuana.

Mengutip dari Patanjala Vol. 4, No. 1, pada masa pemerintahan Sunang Gunung Jati, Cirebon berkembang pesat di segala bidang seperti keagamaan, politik, dan perdagangan. Namun sayangnya, masa kejayaan tersebut tidak bertahan lama.

Setelah Sunan Gunung Jati meninggal, pengaruh bangsa asing terutama Belanda membuat kerajaan ini runtuh. Hal tersebut terjadi karena ada penandatangan perjanjian antara penguasa Cirebon dengan Belanda pada tahun 1681.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...