Puputan Margarana, Peristiwa Perlawan Rakyat Bali di Tahun 1946

Siti Nur Aeni
22 Februari 2022, 11:08
Warga Desa Adat Kelaci mengusung sesajen berupa buah-buahan, kue dan janur pada puncak peringatan ke-73 Hari Puputan Margarana di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali, Rabu (20/11/2019). Peringatan 73 tahun perang antara pasukan Ciung Wanara pimpi
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Warga Desa Adat Kelaci mengusung sesajen berupa buah-buahan, kue dan janur pada puncak peringatan ke-73 Hari Puputan Margarana di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Bali, Rabu (20/11/2019). Peringatan 73 tahun perang antara pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai melawan Belanda tersebut diisi dengan doa-doa dan tradisi budaya Bali untuk mengenang arwah 1.372 pahlawan yang gugur.

Peristiwa sejarah menjadi bagi yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu peristiwa bersejarah di Indonesia yaitu Puputan Margarana. Peristiwa tersebut termasuk dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.

Bagaimana sejarah peristiwa tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.

Latar Belakang Puputan Margarana

Mengutip dari tirto.id, perang Puputan Margarana terjadi di Bali, tanggal 20 November 1946. Puputan Margarana merupakan salah satu perlawan masyarakat Bali dalam melawan Belanda. Pertempuran ini dipimpin oleh Letnal Kolonel Inf. I Gusti Ngurah Rai. Hal tersebut menjadikan I Gusti Ngurah Rai sebagai tokoh Puputan Margarana.

Dalam bahasa Bali, puputan berarti perang yang dilaksanakan sampai mati atau hingga titik darah penghabisan. Sementara itu, Margarana mengacu pada tempat pertempuran berlangsung. Selain, Puputan Margarana ada juga puputan laun yang pernah terjadi di Bali yaitu Puputan Bandung dan Puputan Klungkung.

Latar belakang Puputan Margarana diawali dengan kedatangan kembali Belanda setelah Indonesia merdeka. Belanda tidak hanya datang ke Jawa namun juga datang ke daerah-daerah lain termasuk Bali.

Kedatangan Belanda di Bali awalnya hanya untuk melucuti senjata tentara Jepang. Namun kedatangan Belanda banyak ditantang rakyat Bali dan para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dari sinilah awal mula terjadinya pertempuran-pertempuran kecil antara pejuang Bali dengan Belanda.

Belanda kemudian mengajak berunding melalui surat dari Letnal Kolonel J.B.T Konig kepada I Gusti Ngurah Rai. Permintaan tersebut ditolak oleh I Gusti Ngurah Rai. Beliau menegaskan bahwa selama Belanda masih di Bali, maka pejuang dan rakyat Bali akan terus melawan.

Kronologi Puputan Margarana

Perang Puputan Margarana dimulai saat Belanda membawa pasukan dan mengepung desa yang menjadi lokasi pertahanan tentara rakyat Bali. Kejadian tersebut di pagi hari pada tanggal 20 November 1946. Kejadian tempat menembak tidak bisa dielakan lagi hingga membuat Belanda terdesak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...