Mengulas Gas Air Mata, Senjata Kimia untuk Membubarkan Kerusuhan

Siti Nur Aeni
12 April 2022, 15:15
Mengulas Gas Air Mata, Senjata Kimia untuk Mengendalikan Kerusuhan
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas kepolisian membubarkan Massa Aksi told Omnibus Law dengan menembakan gas air mata di Kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020). Aksi tersebut berujung bentrok dengan aparat kepolisian.

Gas air mata biasanya digunakan polisi untuk membubarkan para pendemo, tak terkecuali pada demo BEM SI kemarin. Walaupun sudah sering digunakan untuk membubarkan kerusuhan saat demo, namun penggunaan gas air mata masih sering menjadi kontroversi.

Lalu, sebenarnya apa itu gas air mata? Dan bagaimana efeknya? Mengutip dari hellosehat.com, berikut penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Gas Air Mata?

Gas air mata pertama kali digunakan saat Perang Dunia I oleh Prancis dan Jerman sebagai senjata kimia. Seiring berjalannya waktu, gas ini digunakan oleh para penegak hukum untuk mengontrol kerusuhan.

Setidaknya ada tiga jenis gas air mata yang biasa digunakan. Berikut ulasannya.

  1. CS (chlorobenzylidenemalononitrile), gas air mata ini mulai dikembangkan sebagai senjata untuk mengatasi kerusuhan pada akhir tahun 1950an.
  2. CN (chloroacetophenone) atau yang lebih dering dijual sebagai Mace.
  3. Semprotan merica. Gas air mata ini terbuat dari capsaicin yang dicampur dengan pelarut seperti minyak jagung atau minyak sayur. Semprotan merica umumnya digunakan sebagai senjata pertahanan diri.

Kandungan Gas Air Mata

Gas air mata ternyata tidak terbuat dari hanya kimia spesifik. Umumnya, dalam satu kaleng gas air mata terdapat kandungan sebagai berikut:

  1. Arang: terbuat dari kayu yang sudah dipanaskan sampai murni menjadi korban. Saat pin kaleng/granat ditarik, maka sumbu akan menyulut bara. Jika dikombinasikan dengan kalium nitrat, arang akan mudah terbakar.
  2. Kalium nitrat: bahan ini akan melepaskan oksigen saat sumbu dilepas dan bisa menyulut api dari arang.
  3. Silikon: unsur ini akan menjadi bubuk kaca mikro super panas yang akan bercampur dengan senyawa lain dalam kaleng tersebut.
  4. Sukrosa: merupakan gula yang menjadi bahan bakar apil. Gula yang meleleh akan membantu menguapkan senyawa kimia didalamnya, oksidaor ini akan membantu menjaga pembakaran agar terus terjadi.
  5. Potasium klorat: selain gula, potasium klorat juga termasuk oksidator. Saat dipanaskan, senyawa ini akan melepas oskigen murni dalam jumlah sangat banyak. Potasium klorat juga akan terurai menjadi kalium klorida untuk memproduksi asap dari granat.
  6. Magnesium karbonat: senyawa ini berfungsi untuk menjaga kadar pH gas air mata sedikit basa serta menetralisir semua senyawa asam yang disebabkan oleh kotoran kimia atau uap air. Saat dipanaskan, senyawa ini akan melepaskan karbon dioksida yang membantu menyebarkan gas air mata dalam jangkauan lebih luar.
  7. O-Chlorobenzalmalononitrile: merupakan agen penghasil air mata. Senyawa ini bisa menghasilkan sensasi penghasil air mata. Senyawa ini juga dapat menghasilkan sensasi terbakar di hidung, tenggorokan, dan kulit.

Efek Gas Air Mata

Gas air mata secara umum tidak mematikan, namun beberapa bahan yang ada didalamnya bisa menyebabkan keracunan hingga peradangan di kulit, selaput lendir mata, hidung, mulut, serta paru-paru. Efek gas air mata ini dapat terasa setelah 30 detik pasca kontak.

Gejala yang dirasakan saat terkena paparan gas air mata yaitu rasa panas terbakar di mata, produksi air mata berlebih, penglihatan mulai kabur, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebih, iritasi kulit, bensin, batuk, hidung berair, tenggorokan tercekik, disorientasi dan perubahan emosi.

Jika terpaar dalam jumlah banyak, bisa menyebabkan muntah-muntah dan diare. Pada beberapa kasus, pelatur dalam gas air mata bisa memicu perubahan kerja otak yang menyebabkan reaksi psikologis negatif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...