Tentang Pasien Nomor 31, Penyebar Virus Corona di Korea Selatan

Sorta Tobing
28 Februari 2020, 14:44
virus corona, virus korona, pasien 31 penyebar virus corona korea selatan, korsel, jumlah pasien corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap
Ilustrasi. Jumlah pasien virus corona meningkat pesat di Korea Selatan. Pemerintah setempat meyakini wabah ini berasal dari perempuan berusia 61 tahun atau Pasien Nomor 31 di Kota Daegu.

Perempuan berusia 61 tahun ini hanya disebut dengan Pasien Nomor 31. Ia mendapat sorotan karena dianggap sebagai penyebab mewabahnya virus corona di Korea Selatan. Dalam hitungan hari ia menularkan virus yang menyerang saluran pernapasan ini ke ratusan orang di Daegu, kota sebelah selatan Seoul. Si penyebar super atau super spreader, begitu media menyebutnya.

Seminggu sebelum terdiagnosis virus bernama COVID-19 itu, ia menjalankan hidup seperti biasa. Pasien Nomor 31 sempat bepergian dengan bus, bekerja, makan di restoran, dan pergi ke rumah sakit setelah mendapat kecelakaan mobil. Ketika di rumah sakit, pasien hanya mengeluh sakit kepala dan tidak menunjukkan gejala demam, batuk, atau gangguan pernapasan.

Kondisi badannya terus menurun. Tapi ia memilih ke klinik tradisional karena merasa tidak melakukan kontak dengan penderita virus corona. Pada 16 Februari 2020, ia pergi ke Gereja Shincheonji Yesus. Di sinilah ia menyebarkan virus itu hingga ke ratusan orang jemaat gereja.

Sehari kemudian, kondisi badannya memburuk. Pasien Nomor 31 akhirnya melakukan tes dan positif COVID-19. Pemerintah Korea Selatan langsung mengeluarkan daftar alamat dan lokasi di mana saja ia sempat berada dalam seminggu terakhir. Dalam 24 jam, kasus pasien terinfeksi di negara itu yang tadinya stabil di angka 20 orang, naik dua kali lipat.

Dua hari kemudian, angkanya naik lagi. Lalu, pihak kesehatan setempat melakukan penelusuran dan menemukan lebih dari seribu orang di kota itu terkena virus corona.

(Baca: Lima Penyebab Iran Catatkan Tingkat Kematian Tertinggi Akibat Corona)

LA Times memuji langkah Korea Selatan. Pemerintah Negeri Ginseng berbeda dengan negara lain yang justru khawatir mengungkapkan telalu banyak informasi karena takut memicu kepanikan. Seoul justru lebih terbuka, bahkan menjelaskan dengan detail bagaimana penularan bisa terjadi.

“Apa yang membuat kasusnya lebih buruk adalah orang ini menghabiskan banyak waktu di daerah yang sangat ramai,” kata profesor kebijakan kesehatan publik Seoul National University, Kim Chang-yup, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (26/2). “Tumbuh ketakutan dan kebencian di antara masyarakat sekarang.”

Gereja Shincheonji, Sekte dengan Ribuan Jemaat

Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan Kim Gang-lip kemarin mengatakan telah mengamankan daftar 212 ribu anggota Shincheonji. Targetnya, pemerintah akan segera menyelesaikan pengumpulan sampel biologis dari 1.300 anggota jemaat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...