Kiprah Dolly dan Pieko Serta Kasus Impor Gula yang Menjeratnya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semalam, Selasa (3/9), mengimbau dua tersangka kasus suap distribusi gula PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) agar menyerahkan diri. Dua tersangka itu adalah pemilik PT Fajar Mulia Transindo Pieko Nyoto Setiadi dan Dirut PTPN III Dolly Pulungan.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif saat memberikan keterangan pers menjelaskan Fajar Mulia Transindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi gula. Pada awal 2019, perusahaan milik Pieko itu ditunjuk menjadi pihak swasta dalam skema kontrak jangka panjang dengan PTPN III.
Dalam kontrak itu, perusahaan mendapat kuota impor gula secara rutin setiap bulan. Penetapan harganya, menurut aturan internal PTPN III, seharusnya memakai kajian. Namun, pada praktiknya penetapan itu disepakati tiga komponen, yaitu PTPN III, Pieko, dan ASB selaku Ketua Umum Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu RI (APTRI).
Sabtu lalu, terjadi pertemuan antara Pieko, Dolly, dan ASB alias Arum Sabil di Hotel Shangri-La, Jakarta. Dalam pertemuan itu Dolly meminta sejumlah uang terkait persoalan pribadinya.
Direktur Pemasaran PTPN III I Kadek K Laksana kemudian menindaklanjuti permintaan uang tersebut. “Uang sebesar 345 ribu dolar Singapura diduga merupakan fee terkait distribusi gula,” kata Syarif.
Kadek terkena operasi tangkap tangan (OTT) Tim Satgas KPK di Jakarta dan telah menjalani pemeriksaan awal. Dolly akhirnya menyerahkan diri ke komisi antirasuah pada dini hari tadi.
(Baca: Terjerat Suap Distribusi Gula, Dirut PTPN III Serahkan Diri ke KPK)
Kiprah Dolly Pulungan
Nama lengkapnya Dolly Parlagutan Pulungan. Pria kelahiran Surabaya, 25 Oktober 1963 ini menempuh pendidikan magister manajemen di IPMI Business School. Ia mengawali karier di bidang keuangan, termasuk bekerja di Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Bahana Sekuritas.
Kariernya sebagai direksi BUMN dimulai pada usia 45 tahun. Ketika itu ia menjabat sebagai Direktur Keuangan PTPN X. Di posisi ini ia bertahan selama sekitar enam tahun, dari 2008-2014. Kemudian, kariernya naik sebagai Direktur Utama PTPN XI di Jawa Timur pada 2015-2017.