SKK Migas: Produksi Gas Seng Segat EMP Bentu Mulai Meningkat

Image title
18 Juni 2019, 20:01
Pertamina menyiapkan anggaran mencapai US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 23 triliun untuk mengelola blok Mahakam mulai 2018. Dana tersebut di antaranya untuk menambah sumur pengembangan dari 55 sumur menjadi 65 sumur. Suasana Lapangan Senipah, Peciko dan Sou
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, EMP Bentu Limited, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk, telah mengalirkan gas ke Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, melalui Lapangan Seng dan Segat.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, EMP Bentu Limited, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk, telah mengalirkan gas ke Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, melalui Lapangan Seng dan Segat. Produksi lapangan ini telah dimulai pada Mei lalu dengan kapasitas sekitar lima juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, pengaliran gas dari Lapangan Seng Segat terus meningkat "Pengalirannya hingga mencapai sekitar 23 MMscfd per 17 Juni 2019," ujar Wisnu kepada Katadata.co.id, Selasa malam (18/6).

Advertisement

Proyek itu, Wisnu melanjutkan, memiliki kapasitas total 60 MMscfd dengan rencana pengaliran sesuai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) ke RU II Dumai milik Pertamina sebesar 57 MMscfd. "Ketika full onstream, akan diupayakan bisa segera," katanya.

Ia pun menyebut estimasi investasi dalam proyek Seng Segat ini mencapai sebesar US$ 29 juta. Anak usaha Energi Mega Persada lainnya, yaitu Kangean Energy Indonesia Ltd, juga telah meresmikan Penyaluran Gas Lapangan Terang, Sirasun, dan Batur (TSB) Fase-2. 

(Baca: Tambah Produksi, Blok Bentu Salurkan Gas ke Kilang Dumai Pertamina)

Pemerintah telah menjadwalkan ada 11 proyek utama minyak dan gas bumi (migas) yang akan beroperasi (onstream) pada  2019 termasuk di dalamnya proyek Seng Segat dan proyek Terang Sirasun Batur (TSB) Phase-2. Adapun ke-11 proyek itu adalah:

  • Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 oleh Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi sebesar 120 MMscfd
  • Seng Segat oleh EMP Bentu Ltd dengan estimasi produksi 60 MMscfd
  • Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 oleh PT Tropik Enegi Pandan dengan estimasi produksi 20 MMscfd
  • Suban Compression oleh ConocoPhillips (Grissik) Ltd dengan estimasi produksi 100 MMscfd
  • Proyek YY oleh PHE ONWJ dengan estimasi produksi 25,5 MMscfd dan 4.605 barel minyak per hari (bopd)
  • Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd. dengan estimasi 3.182 bopd dan 31 MMscfd
  • Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. dengan estimasi produksi 45 MMscfd
  • Bison-Iguana-Gajah Puteri oleh Premier Oil Natuna Sea B.V sebanyak 80 MMscfd
  • Temelat oleh PT. Medco E&P Indonesia sebesar 10 MMscfd
  • Panen oleh PetroChina International Jabung Ltd. sebesar 2.000 bopd
  • Kedung Keris oleh ExxonMobil Cepu Ltd. sebesar 3.800 bopd.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis kekurangan target lifting migas tahun ini dapat tercapai melalui 11 proyek tersebut. Produksi migas yang siap jual dari Januari sampai 30 April kemarin baru mencapai 89% dari target dua juta barel setara minyak per hari (boepd) yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

"Sebelas proyek ini berpotensi menambah produksi minyak sebesar 13.587 barel per hari (bopd) dan gas 1.172 juta standar kubik per hari (MMscfd)," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi berdasarkan keterangan tertulisnya pada Mei lalu.

(Baca: Tingkatkan Produksi, EMP Kembangkan Blok Malacca Strait dan Bentu)

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement