Pertumbuhan Penjualan Mobil Diperkirakan Tertekan Sepanjang 2019
Penjualan mobil sepanjang 2019 diperkirakan tidak akan tumbuh setinggi tahun sebelum yang mencapai angka 1,15 juta unit. Daya beli masyarakat yang diproyeksikan akan pulih saat musim Pemilu, ternyata belum sekuat perkiraan pasar.
Biasanya, saat musim Pemilu konsumsi masyarakat akan tinggi. Apalagi di saat bersamaan pada kuartal lalu pemerintah menggelontorkan bantuan sosial. Asumsi itu ternyata tak terbukti karena pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2019 lebih rendah dari prediksi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian pada kuartal pertama 2019 hanya 5,07%. Sedikit lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu di 5,06%. Padahal, konsensus pasar memperkirakan angkanya mencapai 5,2%.
Belum kuatnya konsumsi juga tercermin dari data penjualan mobil yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selama kuartal pertama tahun ini. Angkanya secara tahunan (year on year/yoy) turun 13,1% menjadi sebanyak 253.863 unit.
Analis Bahana Sekuritas Anthony Yunus dalam laporannya hari ini, Kamis (16/5) mengatakan, pelemahan penjualan mobil terjadi, selain pelemahan konsumsi, juga karena menurunnya nilai rupiah dan harga komoditas.
(Baca: Peta Baru Persaingan Bisnis Mobil di Indonesia)
Ia memperkirakan angka penjualan mobil 2019 akan sama dengan tahun lalu. “Secara musiman, pada kuartal kedua ada sedikit perbaikan, dan pada kuarta keempat biasanya tumbuh lebih kencang, namun secara keseluruhan tahun ini, penjualan mobil diperkirakan belum akan mengalami kenaikan,” kata Anthony. Penjualan mobil, menurut dia, bisa naik hingga double digit, bila ekonomi tumbuh sekitar 7%.