Perang Dagang AS-Tiongkok Ancam Boeing dan Mengerek Harga iPhone
Boeing kemungkinan akan terkena imbas perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Pemerintah Beijing dikabarkan akan menurunkan pesanan pesawat yang diproduksi perusahaan asal AS itu.
“Tiongkok kemungkinan menghentikan pembelian produk agrikultur dan energi AS, mengurangi pesanan pesawat Boeing, dan membatasi layanan perdagangan AS,” begitu kicauan Hu Xijin, pemimpin redaksi media yang dikelola pemerintah China, Global Times, dalam akun Twitter-nya pada Senin lalu (13/5).
Selama ini pesawat Boeing merupakan produk ekspor terbesar AS dan Tiongkok menjadi pasar yang penting. Perusahaan sebelumnya memprediksi Negeri Tirai Bambu bakal menjadi pasar pesawat jet komersial pertama yang menembus angka US$ 1 triliun.
Pada 2037, Boeing memperkirakan China akan membutuhkan 7.690 pesawat komersial untuk memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakatnya. Dua perusahaan lainnya yang berlomba-lomba masuk ke pasar ini adalah Airbus dan Comac (perusahaan asal Tiongkok).
(Baca: Perang Dagang Kembali Pecah, Tiongkok Tarik Tarif 25% atas Produk AS)
Boeing berusaha tetap positif dengan keadaan itu. “Kami percaya AS dan Tiongkok akan meneruskan pembicaraan dagang dan menemukan kesepakatan yang menguntungkan produsen dan konsumen kedua negara,” begitu pernyataan tertulis perusahaan seperti dikutip dari CNN.
Presiden AS Donald Trump melancarkan aksi menaikkan tarif produk Tiongkok senilai US$ 200 miliar menjadi 25% pada Jumat lalu. Beijing tak tinggal diam dengan serangan itu.