Elektabilitas Menurun, PPP Merasa Digembosi di Lumbung Suara
Hasil hitung cepat Pileg 2019 menunjukkan elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini sebesar 4,97%. PPP kemungkinan besar akan lolos ambang batas parlemen 4%.
Tapi angka itu sebenarnya turun dibandingkan pileg 2014. PPP kala itu mendapat 6,53% suara. Partai berlambang ka'bah ini berada di posisi kedelapan, di atas Hanura dan di bawah Nasdem.
Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menilai turunnya elektabilitas PPP pada Pileg tahun ini karena digembosi oleh partai-partai di kubu pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Mungkin kami semacam diadili oleh mereka," kata kata Suharso di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta, Kamis (18/4).
(Baca: Jika Temukan Kecurangan, Tim Prabowo Bawa Hasil Pilpres 2019 ke MK)
Menurut Suharso, penggembosan dilakukan di lumbung suara PPP selama ini. Lumbung suara itu berada di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Ketiga daerah tersebut juga merupakan basis suara Prabowo-Sandiaga dan para partai pendukungnya.
Ia mengatakan, PPP digembosi dengan isu-isu negatif bahkan kampanye hitam. Salah satunya terkait dengan kasus korupsi yang menjerat eks Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Selain itu, PPP juga dilekatkan dengan atribusi partai penista agama. Ini lantaran PPP pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. "Tadinya kami pikir itu enggak akan terganggu sama sekali, tapi begitu masif, terstruktur ke bawah," kata Suharso.