Sengketa Tiongkok dengan Malaysia, Laut Cina Selatan Kembali Panas

Sorta Tobing
24 April 2020, 14:21
sengketa laut cina selatan, laut china selatan, amerika serikat, australia, malaysia, vietnam
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ilustrasi. Tiongkok terus berusaha melakukan kontrol militer di Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa dengan banyak negara, termasuk Malaysia.

Di saat dunia sedang fokus menangani pandemi corona, Tiongkok terus berusaha melakukan kontrol militer di Laut Cina Selatan. Sebuah kapal milik Beijing telah berhari-hari membututi kapal Petronas, perusahaan minyak Malaysia, yang melakukan pengeboran dan eksplorasi di perairan itu.

Aksi tersebut membuat tiga kapal perang milik Amerika Serikat bergabung dengan kapal fregat Australia. Keempatnya unjuk kekuatan dan bergerak ke wilayah yang menjadi sengketa. Lokasi persisnya berada di perairan yang diklaim milik Vietnam dan Malaysia, tapi diakui oleh Tiongkok.

Advertisement

Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, tetap berkomitmen melindungi kepentingan dan hak negaranya. Segala konflik harus diselesaikan dengan cara damai.

"Kehadiran kapal dan kapal perang di Laut Cina Selatan berpotensi meningkatkan ketegangan, yang dapat berujung pada salah perhitungan dan mungkin berpengaruh terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan tersebut," kata Hishammuddin, Kamis (23/4), seperti dikutip dari Antara.

Aksi agresif pemerintah Tiongkok di perairan itu terus meningkat selama beberapa bulan terakhir. “Ini adalah strategi yang cukup disengaja untuk mencoba memaksimalkan tekanan,” ucap Peter Jennings, mantan pejabat pertahanan Australia kepada New York Times.  

(Baca: AS vs Cina, Pertarungan di Laut Cina Selatan di Tengah Covid-19)

Bahkan ketika virus corona menjadi wabah besar di Negeri Panda, Beijing tak mengurangi kegiatannya di Laut Cina Selatan. Jalur yang dilalui sepertiga arus pelayaran global itu memang strategis. Letaknya berbatasan dengan banyak negara, termasuk Taiwan, Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Malaysia.

Saat wabah Covid-19 mulai terjadi, pada Januari 2020, kapal Tiongkok beberapa kali berselisih dengan nelayan di perairan itu, termasuk Indonesia. Awal bulan ini, Vietnam menuduh kapal patroli Tiongkok sengaja menabrak dan menenggalamkan kapal nelaya negaranya.

Bulan lalu, Beijing mengumumkan telah mendirikan dua distrik baru di Laut Cina Selatan. Cakupannya termasuk puluhan pulau dan terumbu karang yang diperebutkan.

“Tampaknya, ketika Tiongkok memerangi wabah penyakit, mereka juga memikirkan tujuan strategis jangka panjang,” ujar Alexander Vuving, profesor di Pusat Keamanan Daniel-Inouye Asia Pasifik untuk Studi Keamana di Hawai, AS.

(Baca: Pemerintah Tiongkok Akui Nelayannya Tangkap Ikan di Natuna)

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement