Blunder Jouska, Perencana Keuangan yang Bekerja ala Manajer Investasi

Sorta Tobing
23 Juli 2020, 14:47
Saham KATADATA|Arief Kamaludin
Saham KATADATA|Arief Kamaludin
Ilustrasi. Kinerja perencana keuangan atau financial planner PT Jouska Finansial Indonesia tersorot karena banyak kliennya yang merasa dirugikan setelah dana mereka dikelola perusahaan.

Kinerja perencana keuangan atau financial planner PT Jouska Finansial Indonesia menjadi trending topic di lini masa Twitter sejak Selasa (21/7). Beberapa kliennya curhat melalui media sosial itu karena telah rugi puluhan juta rupiah setelah dana mereka dikelola perusahaan.

Salah satu investor, Abdurrahman Khalish, menyetorkan Rp 91,5 juta kepada Jouska untuk dikelola dan dibelikan saham. “Portofolio saya sekarang minus lebih dari 50%,” ujarnya kepada Katadata.co.id.

Advertisement

Khalish yang awam investasi saham meminta bantuan Jouska untuk mengelola dananya dengan kontrak yang berdurasi satu tahun mulai 21 September 2018 hingga 20 September 2019. Dia memilih Jouska karena perusahaan tersebut cukup popular.

Setelah kontrak disepakati, Jouska membuatkan Rekening Dana Nasabah (RDI) di PT Philips Sekuritas, dan Khalis mendapatkan aplikasi online trading sekuritas tersebut yang bernama POEMS. “Saya buka sekuritas lewat Jouska, dikasihnya sekuritas ini (Philips) saya tidak memilih,” katanya.

Lalu, Jouska menaruh uang Khalis dalam jumlah besar di saham LUCK yang merupakan emiten baru yang mencatatkan sahamnya di lantai bursa pada 28 November 2018. Saham ini sempat naik ke Rp 2.000 pada 26 Juli 2019, namun setelah itu turun cukup signifikan. Sebagai informasi, LUCK IPO dengan bantuan Philip Sekuritas sebagai underwriter-nya.

Bursa Efek Indonesia memasukkan saham itu ke dalam daftar unusual market activity pada 10 Agustus tahun lalu. Otoritas bursa juga sempat menghentikan perdagangan saham LUCK pada 6 sampai 22 Desember 2019 karena pergerakannya yang tidak wajar.

Khalish pun menyatakan keberatan dan meminta beberapa kali agar saham dijual dan diganti saham syariah. Dia meminta saham LUCK dijual pada 13 September 2019 saat harganya anjlok ke Rp 1.470 atau 26,5%, serta pada 20 September 2019 saat harganya Rp 1.475.

Namun, pihak Jouska tidak segera mengeksekusi permintaannya tersebut. Salah satu alasannya saham tersebut sulit dijual karena harganya jatuh. “Mereka malah mengajak meeting atau tidak ditanggapi," ujarnya.

Setelah kontrak berakhir saham LUCK yang Khalis miliki masih tersisa 106,8 ribu saham senilai Rp 30,6 juta. “Sampai akhirnya sekarang harganya tinggal Rp 300-an per lembar. Saya belinya di angka Rp 1.965 pada tanggal 12 Juli 2019. Portofolio saya sekarang minus lebih dari 50%,” ujar Khalish.

Pemilik akun Twitter @Yakobus_alvin pun mengalami hal serupa. Dana Rp 65 juta miliknya dalam kurun waktu 2018-2019 yang dikelola Jouska menjadi minus Rp 36 juta. “Total dana aset yang dikelola adalah 65 juta. Dikelola ya, bukan diarahkan,” kicau Alvin.

Kerugian dana aset Alvin pun dipicu penanaman modal di LUCK. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis percetakan, dokumen, dan penjualan teknologi informasi.

Menurut Chairman Asosiasi Perencana Keuangan Indonesia atau IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Aidil Akbar Majid, perencana keuangan sebenarnya dilarang untuk mengelola dana aset klien.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement