Rumitnya Membangun Pipa Gas Cirebon - Semarang

Image title
24 September 2020, 15:40
pipa gas cirebon-semarang, cisem, pgn, rekayasa industri, rekind, pgn, pipa gas trans jawa
123RF.com/Ruslan Bikmurzin

Pemanfaatan gas bumi untuk industri dan rumah tangga hingga kini belum dapat terealisasi maksimal. Masalah utamanya adalah ketersediaan infrastruktur pipa gas. Hal ini seperti yang menimpa rencana pembangunan jalur pipa Cirebon-Semarang.

Proyek tersebut masuk dalam rencana pemerintah membangun pipa gas Trans Jawa yang terdiri dari tiga proyek utama. Pertama, Jawa bagian barat, terdiri dari jalur Cirebon-KHT sepanjang 84 kilometer dan Tegalgede-Muara Tawar 50 kilometer.

Advertisement

Kedua, Jawa bagian utara, yaitu jalur Cirebon-Semarang 235 kilometer. Ketiga, Jawa bagian timur terdiri dari jalur Semarang–Gresik sepanjang 271 kilometer dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati sepanjang 22,1 kilometer.

Dari tiga proyek itu, ada satu yang masih belum jelas nasibnya, yaitu pipa gas Cirebon-Semarang alias Cisem. Lelang untuk pembangunan pipanya selesai pada 2006, tapi konstruksinya belum dikerjakan sampai sekarang.

Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogo menjelaskan realisasi pembangunan proyek Cisem sangat bergantung pada penandatanganan perjanjian pengangkutan gas atau GTA antara Rekind dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Targetnya pada akhir bulan ini kedua pihak mencapai kesepakatan.

Hari ini seharusnya BPH Migas mengadakan pertemuan dengan dua perusahaan pelat merah tersebut. “Namun batal. Pertemuannya untuk memastikan dukungan dari pemegang saham atas pembiayaan pipa tersebut,” katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (24/9).

Jugi menduga sulitnya pembangunan proyek ini lantaran PGN, selaku shipper, tak berani memasang volume gas secara besar. Lalu, Rekind perlu kepastian volume yang dapat menutup biaya investasi. "Hal-hal tersebut kiranya yang menjadi ganjalan GTA," katanya.

Shipper merupakan istilah dalam industri hilir migas untuk produsen, pedagang atau pembeli gas bumi yang memanfaatkan pipa pengangkutan yang dimiliki atau dikuasai transporter (badan usaha yang memiliki izin angkut gas).

Pasokan gas ke pipa itu nantinya akan terpenuhi dari Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dioperasikan Pertamina EP Cepu. Pemerintah daerah juga telah menyiapkan beberapa kawasan industri yang nantinya disiapkan untuk menyerap gas tersebut. Misalnya, kawasan industri Kendal, kawasan industri Batang, dan kawasan Demak.

Rekind, selaku transporter, meminta PGN setidaknya dapat memasok volume gas 50 juta standar kaki kubik per hari atau MMSCFD. Namun, kebutuhan industri di area Kendal, Batang, dan Demak belum sebesar itu. Proyek ini menjadi bergantung pada komitmen kedua pihak dalam memitigasi risiko.

ilustrasi pipa gas
Ilustrasi pengelesan pipa gas. (Arief Kamaludin|Katadata)

Beberapa ruas pipa lainnya, menurut Jugi, juga menghadapi masalah yang sama yakni terkait volume. Biasanya, volume akan naik secara bertahap dan hal tersebut harus dimasukan dalam keekonomian bisnis pengembang. "Tidak ada ruas pipa yang setelah GTA langsung memasok volume besar," ujarnya.

Ia juga menduga molornya proyek ini karena Rekind belum pernah terjun ke bisnis gas. Anak usaha PT Pupuk Indonesia itu menjadi tidak berani mengambil risiko. Padahal, untuk terjun ke bisnis pipa, perusahaan harus pandai dalam memitigasi risiko. "Coba cek ruas pipa Arun-Belawan, Gresik-Semarang, Duri-Dumai, South Sumatera-West Java, Kalija 1. Mana ada volume yang besar?" ujarnya.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan proyek pipa gas Cirebon-Semarang merupakan hasil lelang BPH Migas. Pemenang lelang sudah memiliki perhitungan risiko yang dihadapi, termasuk soal permintaan gas. “Jadi, tidak benar jika realisasi proyek ini bergantung pada komitmen PGN,” ucapnya.

Perusahaan memang salah satu trader di sisi hilir sehingga akan mempengaruhi penggunaan pipa gas tersebut. “Namun, realisasi proyeknya tergantung ke pemenang lelang,” kata Rachmat.

Hasil lelang pun sudah ada sejak 14 tahun lalu termasuk asumsi-asumsi dan keekonomian ruas pipa. Apabila ada perubahan, seharusnya perlu kajian ulang oleh pemenang lelang. Sebagai informasi, salah satu grup PGN, yaitu Pertagas, juga mendapatkan proyek pembangunan pipa gas Gresik-Semarang dan sudah mulai melakukan pembangunan.

Ketika Katadata.co.id meminta konfirmasi soal ini kepada pejabat Rekind, tidak ada komentar yang disampaikan. Juru bicara perusahaan tidak pula memberi respons.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement