Kontradiksi Rencana Pertamina Impor BBM saat Sibuk Bangun Kilang

Image title
28 September 2020, 15:37
impor bbm, impor minyak, pertamina, supplier held stock, kilang minyak
123rf
Pertamina menjajaki kerja sama dengan Singapura untuk pembelian bahan bakar minyak atau BBM melalui mekanisme supplier held stock atau SHS.

Produksi minyak mentah Indonesia setiap tahun terus mengalami penurunan karena hanya mengandalkan lapangan tua. Kondisinya berbanding terbalik dengan konsumsi bahan bakar minyak atau BBM. Akibatnya, pemerintah terpaksa terus-menerus melakukan impor.

Guna menekan impor BBM, pemerintah mengupayakan agar megaproyek kilang minyak yang sedang dikerjakan Pertamina dapat segera rampung. Harapannya, proyek itu dapat menurunkan pembelian bahan bakar minyak dari luar negeri pada 2027.

Advertisement

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati beberapa waktu lalu menyebut pembangunan kilang minyak sangat penting untuk direalisasikan. Namun, proyek ini berpotensi menaikkan angka impor minyak mentah. Realisasinya bergantung pada produksi minyak mentah di dalam negeri

Pertamina memproyeksi impor minyak mentah bakal naik hingga 900 ribu barel per hari (BPH) pada 2027. "Dengan asumsi tidak dijalankan proyek kilang, impor BBM yang banyak. Atau bangun (kilang) tapi impor crude-nya yang naik," kata Nicke.

Angka impor minyak mentah yang baik dinilai lebih baik dibanding Indonesia harus melakukan impor BBM. Saat ini impor minyak mentah Pertamina berada di level 300-350 ribu BPH, dan diperkirakan stabil hingga 2024. Impor akan mulai naik setelah proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas Kilang Balikpapan tahap pertama rampung di 2024.

Sebagai informasi, volume impor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia terus mengalami tren kenaikan seiring meningkatnya permintaan energi masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk serta peningkatan jumlah kendaraan mendorong kenaikan kebutuhan migas domestik.

Sepanjang periode 2009 hingga 2019 volumenya naik 36,4% menjadi 49,1 juta ton atau rata-rata 3,6% per tahun. Impor gas mencatat kenaikan tertinggi, yakni lebih dari 471% menjadi 5,5 juta ton, seperti terlihat pada grafik Databoks berikut ini.

Kebijakan konversi penggunaan minyak tanah ke gas menjadi pemicu lonjakan impor itu. Untuk impor minyak mentah periode 2009 sampai 2018 naik 10,64% menjadi 16,9 juta ton. Demikian pula impor hasil minyak/minyak olahan naik 35% menjadi 26,6 juta ton

Tingginya impor itu menyebabkan defisit neraca perdagangan migas nasional. Badan Pusat Statistik mencatat pada September 2019 meningkat 42% menjadi US$ 1,43 miliar dari bulan sebelumnya. Defisit ini merupakan yang ke 55 bulan secara beruntun.

Defisit neraca perdagangan migas periode Januari hingga September 2019 mencapai US$ 10,74 miliar atau setara Rp 150 triliun. Angkanya melonjak 62,74% dari periode yang sama tahun sebelumnya, bahkan melebihi defisit periode Januari sampai Desember 2018 yang mencapai US$ 8,57 miliar.

Impor BBM untuk Cadangan Nasional

Di tengah rencana besar itu, Pertamina sedang menjajaki kerja sama dengan Singapura untuk pembelian bahan bakar minyak. Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan, kerja sama ini nantinya akan menitikberatkan pada penyimpanan stok BBM.

Pertamina tengah mengupayakan agar Singapura bersedia membangun depot minyak atau terminal bahan bakar minyak (TBBM) di Indonesia. Dengan tersimpan di Tanah Air, menurut dia, maka BBM itu dapat dijadikan sebagai cadangan nasional.

Perusahaan pelat merah itu akan membeli BBM dari Singapura dengan jangka waktu yang cukup panjang, misalnya sepuluh tahun. "Tetapi kami minta disimpannya di sini, bukan di Singapura. Kalau semua stok disimpan di Indonesia, secara tidak langsung itu akan menjadi stok nasional," ujar dia pada diskusi pelatihan JSK Petroleum Academy, akhir pekan lalu.

Mekanisme penitipan barang dan kontrak jangka panjang itu disebut supplier held stock atau SHS. Dengan mekanisme itu Pertamina berharap dapat menekan biaya distribusi serta belanja modal di awal proyek.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement