Industri Hulu Migas RI Dipandang Tak Menarik Bagi Investor

Image title
29 September 2020, 13:23
investasi migas, eksplorasi migas, lifting, produksi migas nasional
Katadata
Ilustrasi. Indonesia dianggap bukan surga investasi dan eksplorasi migas yang menarik bagi investor.

Di tengah pandemi corona, pemerintah terus mendorong kegiatan investasi dan eksplorasi migas nasional. Namun, Country Manager Pexco Energy Yusak Setiawan berpendapat Indonesia bukanlah surga untuk pencarian migas yang menarik bagi investor.

Secara geologi, banyak tempat-tempat yang lebih menarik dibandingkan Tanah Air. "Sudah saatnya kita menyadari dan mengabarkan berita yang realistis. Negeri kita tidak lagi berlimpah ruah, khususnya yang saya soroti adalah migas,” ujarnya dalam diskusi secara virtual, Senin malam (28/9).

Advertisement

Pemerintah, menurut dia, selalu sesumbar mengenai potensi migas yang dimiliki Indonesia selama ini. Dengan dalih, dari 128 cekungan masih ada 68 cekungan yang belum dilakukan kegiatan eksplorasi. Padahal, semua geolog dan orang yang berkecimpung di sektor hulu migas paham, tidak semua cekungan bisa mempunyai potensi.

Selain itu, faktor seperti kepastian hukum juga membuat investor ragu dalam menamkan modalnya di Indonesia. Aturan yang berubah-ubah membuat investor kesulitan dalam memegang kepastian hukumnya.

Apalagi kepastian hukum tertinggi yang berlaku sekarang adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi. Namun, undang-undang ini sudah tiga kali digugat ke Mahkamah Konstitusi. "Uji materi terakhir mengamanatkan untuk diundangkan UU baru," kata dia.

Yusak juga menyoroti soal penugasan Pertamina untuk mengelola blok migas yang telah berakhir kontraknya. Langkah ini kurang tepat karena tanggung jawab perusahaan pelat merah menjadi lebih besar untuk menyediakan kebutuhan energi untuk rakyat. Dalam mengelola suatu blok terminasi, Pertamina juga diwajibkan untuk membayar bonus tanda tangan yang cukup besar dan memberatkan

Belum lagi, masalah teknologi yang digunakan Pertamina dalam mengelola blok migas terminasi. "Sangat berat bagi Pertamina untuk mengelola blok-blok itu. Setelah dikelola produksinya jeblok terus. Padahal, bisa jadi karena pemilik sebelumnya tidak berinvestasi," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement