EBT Tumbuh Pesat, Bukit Asam Dorong Hilirisasi Pertambangan Batu Bara

Image title
30 September 2020, 18:56
gasifikasi batu bara, bukit asam, pertambangan
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. PT Bukit Asam Tbk memulai proses hilirisasi batu bara.

Pesatnya perkembangan energi baru terbarukan atau EBT membuat bisnis batu bara kian terancam. Perusahaan tambang mau-tak mau harus bertransformasi ke bisnis hijau.

PT Bukit Asam Tbk sedang memulai proses hilirisasi. Perusahaan akan bergerak di bisnis gasifikasi batu batu bara dan produk turunannya, seperti dimethyl ether alias DME. Kehadiran produk ini harapannya dapat menekan impor elpiji yang kerap membebani keuangan negara.

Advertisement

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyebut hilirisasi menjadi langkah tepat agar perusahaan tambang dapat bertahan. “Kalau hanya menggali dan menjual, pasti sudah sunset (bangkrut). Kita tahu banyak negara sudah membatasi sumber energi batu bara ke pembangkit listriknya,” kata dia dalam acara Ulang Tahun ke-31 Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) secara virtual Rabu (30/9).

Dalam proyek coal to DME itu, Pertamina bakal menjadi pembeli gasnya. Ada pula investor pemilik teknologi gasifikasi tersebut. Seluruh pihak telah menandatangani perjanjian kerja sama pada 2019. Persiapan pembangunan pabrik, termasuk pra-konstruksi, tengah berlangsung. Targetnya, pada 2025 proyek ini mulai beroperasi.

Pada 2020, perusahaan berkode efek PTBA tersebut melakukan penyesuaian angka produksi batu baranya. Dari angka 30,3 juta ton menjadi 25,1 juta ton. Pemangkasan produksi ini dengan pertimbangan turunnya permintaan di tengah pandemi corona.

Pada semester I-2020, produksi batu bara Bukit Asam mencapai 12 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya di 12,8 juta ton. Kapasitas angkutan batu baranya pada periode itu tetap sama, yaitu 11,7 juta ton.  

Transformasi Perusahaan Batu Bara

Energi terbarukan menjadi tantangan yang harus dihadapi industri batu bara. Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Gatot Ariyono menyebut permintaan yang rendah saat ini sedang memukul energi fosil.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan, Antara
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement