Bos MIND ID Sebut Holding Bisnis Baterai BUMN Segera Terbentuk

Sorta Tobing
15 Oktober 2020, 15:45
indonesia baterry, inalum, mind id, bumn, nikel, pertamina, pln, pabrik baterai bumn
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Pembentukan holding konsorsium badan usaha milik negara untuk menjalankan bisnis baterai ditargetkan selesai satu hingga dua bulan ke depan.

Pembentukan holding konsorsium badan usaha milik negara untuk menjalankan bisnis baterai tinggal selangkah lagi. Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminum atau MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan prosesnya legalnya hampir selesai.

Dalam waktu satu atau dua bulan ke depan proses pembentukannya akan selesai. “Prinsipnya, sudah jadi dan akan kami laporkan ke Menteri BUMN (Erick Thohir),” kata Orias kepada wartawan, Kamis (15/10).

Advertisement

Ia menyebut Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahjana Wirakusuma telah ditunjuk sebagai ketua pembentukan holding bernama PT Indonesia Battery tersebut. Selain MIND ID, konsorsium ini juga berisi Pertamina dan PLN.

MIND ID telah menunjuk anak usahanya, PT Aneka Tambang, untuk mengurus bisnis hulunya, yaitu penambangan nikel sebagai bahan baku baterai. Lalu, Pertamina dan PLN berada di hilirnya, yaitu pabrik baterai.

Dua perusahaan asing telah menyatakan minatnya bergabung dalam bisnis ini, yaitu Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) asal Tiongkok dan LG Chem Ltd asal Korea. Keduanya termasuk produsen baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia.

Mitra asing itu, menurut Orias, unsolicited atau tidak diminta. Mereka yang mendatangi konsorsium perusahaan pelat merah tersebut karena melihat sumber bahan baku Indonesia sangat besar.

Sebagai informasi, negara ini merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Dari catatan MIND ID alias Inalum, angkanya di 21 juta ton. Nah, perusahaan memiliki sekitar 30% dari cadangan tersebut.

Nilai investasi untuk pabrik baterai ini diperkirakan mencapai US$ 12 miliar (sekitar Rp 176 triliun). Namun, Orias mengatakan skema pendanaannya belum final.

Opsinya adalah memakai modal perusahaan dan pinjaman dengan perbandingan 30% dan 70%. “Porsinya kalau bisa sama rata. Di hulu bisa Antam lebih banyak, tapi hilir Pertamina dan PLN lebih besar. Cari pinjamannya gampang menurut saya,” katanya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement