Menko Airlangga: Realisasi DMO Batu Bara 2020 Hanya 91% dari Target

Image title
27 Oktober 2020, 14:26
batu bara, airlangga hartarto, dmo, harga batu bara, pandemi corona, covid-19
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Ilustrasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan capaian jumlah batu bara dari kewajiban memasok pasar domestik atau DMO tahun ini tak akan mencapai target.

Pandemi virus corona membuat sektor tambang, khususnya batu bara, terpuruk. Harganya pun terjun bebas akibat permintaannya yang melemah. Dengan kondisi itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan capaian jumlah batu bara dari kewajiban memasok pasar domestik atau DMO tahun ini tak akan mencapai target.

Proyeksinya, realisasi kewajiban itu hanya bekisar di angka 141 juta ton atau 91% dari target 2020. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, DMO tahun ini mencapai 155 juta ton. Rinciannya, untuk kebutuhan PLN sebesar 109 juta ton, pengelohan dan pemurnian (smelter) 16,52 juta ton, pupuk 1,73 juta ton, semen 14,54 ton, tekstil 6,54 ton, dan kertas 6,64 ton.

Advertisement

Kinerja sektor pertambangan mengalami kontraksi pada Agustus 2020. “Tercermin dari permintaan domestik yang melemah,” katanya dalam Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Award 2020, Selasa (27/10). Target investasi di sektor mineral dan batu bara (minerba) ikut terperosok. Dari target US$ 7,7 miliar, realisasinya baru 27% atau US$ 2,1 miliar.

Harga batu bara acuan atau HBA yang awalnya di level US$ 66,89 per ton pada Februari merosot menjadi US$ 49,2 per ton pada September 2020. Ekspor batu bara per Oktober baru mencapai 50% dari target pemerintah. "Dari target 395 juta ton, per Oktober baru 58,81% atau 232,3 juta ton," ucap Airlangga.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan pertambangan batu bara saat ini memang menghadapi tantangan yang berat. Permintaan yang merosot membuat pasokan menjadi berlebih dan harganya melemah. Kondisinya menjadi tidak pasti karena tak ada yang tahu pasti kapan pandemi berakhir.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement