Tantangan Besar Indonesia Merebut Pasar Ekspor LNG di Tiongkok

Image title
24 November 2020, 18:51
lng, gas alam cair, tiongkok, terminal lng, skk migas
123RF.com/aurielaki
Ilustrasi. Gas alam cair atau LNG Indonesia berpeluang diekspor ke Tiongkok.

Permintaan gas alam cair alias LNG diperkirakan meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini seiring dengan masifnya negara di Asia menggenjot bahan bakar fosil tersebut.

Indonesia berpeluang menangkap pasar itu. Apalagi akhir tahun ini kontrak penjualan LNG jangka panjang dengan Western Buyer Extention atau WBX rampung. Pasokan gas dalam negeri melimpah.

Advertisement

Salah satu negara yang sedang mengerjakan gas alam cair adalah Tiongkok. Melalui perusahaan pelat merah, negara itu berencana menambah 1,62 juta meter kubik tangki penyimpanan gas alam cair di Binhai, Provinsi Timur Jiangsu.

Perluasan tersebut akan terdiri dari enam tangki dengan kapasitas penyimpanan masing-masing 270 ribu meter kubik. Mengutip Reuters, Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara Tiongkok menyebutkan konstruksi proyek itu selesai pada 2023.

Pemerintah Henan bakal berinvestasi dalam dua tangki. CNOOC akan tetap mengoperasikannya untuk memenuhi permintaan gas dari Henan dan Jiangsu.

Untuk tahap pertama, terminal LNG Binhai CNOOC dirancang untuk menerima tiga juta ton LNG per tahun. Ada empat tangki penyimpanan di dalamnya dan akan beroperasi pada 2021.

Vietnam pun memulai langkah ambisius untuk menggenjot pembangunan pembangkit listrik LNG mulai 2021 hingga 2025. Institut Energi Vietnam tengah menyusun rencana pengembangan gardu induk baru dan menyusun 22 pembangkit listrik tenaga gas.

Potensi listrik dari proyek itu mencapai 108,6 gigawatt (GW). Pembangkit pertama akan beroperasi pada 2023. Mengutip dari Nikkei, Vietnam telah menunjuk Tokyo Gas dan Marubeni untuk membangun pembangkit senilai US$ 2 miliar.

Dua perusahaan asal Jepang tersebut telah menandatangani nota kesepahaman dengan Petrovietnam dan perusahaan konstruksi lokal. Kesepakatan ini terjadi di tengah Cina, Jepang, dan Korea Selatan berkomitmen untuk mengurangi gas rumah kaca di Asia dalam beberapa dekade mendatang.

Tiongkok menargetkan menjadi netral karbon pada 2060. Lalu, Jepang dan Korea Selatan akan merealisasikan target itu satu dekade lebih cepat.

LNG-Tangguh-Katadata-SKK-Migas.jpg
Ilustrasi fasilitas LNG. (KATADATA/)

Gas memegang peran kunci dalam rencana mencegah perubahan iklim tersebut. Meskipun berasal dari bahan bakar fosil, emisi karbon dari gas alam lebih rendah ketimbang minyak bumi dan batu bara.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko mengatakan peningkatan kaspasitas tempat penyimpanan LNG di Tiongkok menjadi peluang ekspor bagi Indonesia. CNOOC telah masuk dalam daftar pembeli potensial.

Pemasaran volume LNG yang belum terkontrak biasanya ada yang untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang. "Untuk pasar Asia Tenggara, pembelian LNG dari Indonesia masih dilakukan jangka pendek melalui pasar spot," kata Arief kepada Katadata.co.id, Selasa (24/11).

Sebagai gambarannya, hampir 40% volume LNG Indonesia tahun ini dikirimkan untuk pembeli di Cina. Sedangkan untuk Asia Tenggara jumlahnya di bawah 4%, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini.

Pendekatan Government to Government untuk Pasarkan LNG

Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan permintaan LNG di Asia Pasifik memang diproyeksi tumbuh pada 2021 hingga 2025. Angkanya 1% hingga 2% per tahun untuk memenuhi kebutuhan Tiongkok dan India. "Ini mestinya dijadikan target buyer kita," kata dia.

Pemerintah sebaiknya mulai proaktif untuk melakukan pendekatan antarnegara alias government to government (G2G) untuk menawarkan LNG Indonesia. Penjajakan ini tak akan mudah karena persaingan produsen gas alam cair dari berbagai negara cukup ketat.

Mayoritas pasokan saat ini melimpah dari negara Timur Tengah, seperti Qatar, Saudi, dan Iran. Harganya lebih kompetitif karena skalanya lebih besar.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement