Pasokan Listrik Surplus, Pemerintah Jajaki Ekspor Setrum ke Singapura

Image title
19 Januari 2021, 19:14
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Rapat kerja tersebut membahas strategis program kerja Kementerian ESDM tahun 2021 serta eva
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut pemerintah menjajaki peluang ekspor listrik ke Singapura.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjajaki peluang kerja sama penjualan listrik dengan Singapura. Langkah ini untuk menggenjot penyerapan setrum domestik yang sedang mengalami kelebihan pasokan. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Negeri Singa saat ini masih membutuhkan impor listrik. Kesempatan itu dapat menjadi peluang bagi Indonesia. Kementerian lalu berupaya agar jaringan listrik domestik dapat dikirimkan ke negara itu melalui transmisi antarpulau. 

Advertisement

Pasokan listrik di Jawa mulanya dapat tersambung ke Sumatera. Lalu, dari situ akan tersambung melalui Riau, baru kemudian ke Singapura. “Mereka perlu impor listrik. Nanti kami sambung dari Jawa,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Selasa (19/1). 

Indonesia juga dapat memanfaatkan ASEAN Power Grid (APG) atau interkoneksi kelistrikan antar negara Asia Tenggara. "Ini sedang dalam proses penjajakan," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian ESDM menyampaikan impor listrik dari Malaysia pada tahun lalu mencapai 100 hingga 120 megawatt (MW). Kehadirannya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di Kalimantan Barat.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan pembelian setrum itu sebenarnya bentuk kerja sama antar kedua negara. Untuk tahap awal, Indonesia mendapat giliran pertama untuk menyerap listrik dari Negeri Jiran. 

Listriknya berasal dari Sarawak Electricity Supply Corporation (SESCO). “Ini kerja sama ekspor-impor listrik,” katanya pada pekan lalu.

Secara keseluruhan, rasio impor listrik ini hanya 0,54% dibandingkan total konsumsi nasional. Impor ini targetnya hanya sementara, sambil menunggu penyelesaian pembangkit di Kalimantan Barat.

Setelah itu, Indonesia dapat menjual listrik ke Malaysia melalui jalur yang sama. “Ini sesuai kesepakatan, untuk mengukur tingkat kemandirian energi listrik,” ujar Rida. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement