Efek Biden, Masa Depan Cerah untuk Komoditas Nikel

Image title
21 Januari 2021, 15:44
joe biden, nikel, pertambangan, minerba, amerika serikat, baterai listrik, mobil listrik
123RF.com/Pop Nukoonrat
Ilustrasi. Kebijakan ramah lingkungan Presiden AS Joe Biden akan dorong pemanfaatan mobil listrik dan komoditas nikel.
  • Fokus Biden melakukan transisi energi membutuhkan waktu tapi menjadi kesempatan bagi Indonesia mendorong hilirisasi nikel. 
  • Energi baru terbarukan memiliki masa depan cerah. 
  • Bahan bakar fosil di negara ini masih akan berperan penting. 

Prospek nikel diprediksi bakal cerah. Terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 akan mendorong pemanfaatan komoditas tambang itu sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.  

Selama masa kampanye, Biden konsisten mengedepankan program pengurangan pemakaian energi fosil yang tak ramah lingkungan. Usai dilantik semalam, Rabu (20/1), ia langsung menandantangani tindakan eksekutif untuk masuk ke dalam perjanjian iklim Paris alias Paris Agreement. 

Advertisement

Ia berjanji akan mencegah perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon. “Kami akan membutuhkan undang-undang agar lebih banyak yang dapat kami lakukan,” katanya di Ruang Oval, Gedung Putih, dikutip dari New York Times

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy menyebut prospek nikel sebenarnya sudah positif, bahkan sebelum Biden terpilih. Hal ini seiring kebijakan pemerintah mendorong pembangunan pabrik pemurnian (smelter) dan pelarangan ekspor mineral mentah sejak awal 2020. 

Berikut grafik Databoks untuk pembangunan smelter nikel yang pemerintah rencanakan hingga 2024.

 

Investasi industri logam dasar pun melonjak pada periode Januari sampai September dengan pertumbuhan hingga 85%. Ini merupakan salah satu sektor yang mendorong investasi pada tahun lalu.

Sebenarnya peluang Biden lainnya adalah mendorong investasi masuk dari AS. Tidak hanya hilirisasi nikel saja, tapi produk utuh untuk mobil listrik. “Apalagi kita mempunyai pengalaman dalam industri otomotif," ucapnya kepada Katadata.co.id pagi tadi. 

Selain nikel, komoditas batu bara pun akan cerah pula. Pulihnya permintaan dari Tiongkok akan mendorong perbaikan harganya. Dalam negeri pun masih banyak industri yang memakai bahan bakar itu. “Selama industri, seperti tekstil dan produk tekstil tumbuh, maka batu bara akan berpotensi tetap naik,” kata Yusuf. 

Komoditas yang mungkin akan tertekan adalah minyak dan gas bumi (migas). Kebijakan energi ramah lingkungan dari Biden akan membuat pemakaian bahan bakar fosil berkurang. AS merupakan salah satu konsumen minyak terbanyak dunia, bersama dengan Tiongkok. 

USA-BIDEN/INAUGURATION
Pelantikan Presiden AS Joe Biden, Rabu (20/1). (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner /WSJ/dj)

Pertambangan Nikel Ramah Lingkungan Harus Menjadi Prioritas

Ketua Umum Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan Biden telah memiliki rencana mencegah perubahan iklim. Hal ini akan membuat kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) mendapat tempat terbaik selama pemerintahannya. 

Bukan hanya mobil, industri otomotif hijau itu akan menggapai juga transportasi publik. Indonesia berkesempatan mengambil potensi ini dengan menggarap bisnis baterai listrik. Potensi cadangan nikel dan kebijakan hilirisasi telah pemerintah siapkan saat ini.

Namun, yang tak kalah krusial adalah bagaimana pemerintah dan pengusaha menerapkan praktik penambangan yang ramah lingkungan. Penurunan emisi tak hanya persoalan pada produk tapi juga proses produksinya. “Ini sangat penting bagi investor dan penilaian konsumen,” ucapnya.  

Untuk batu bara, efek Biden tidak terlalu besar karena pasar Indonesia ke Asia Timur dan Asia Tenggara. Tapi lembaga keuangan global saat ini tak lagi memandang menarik investasi di energi fosil. Proyek batu bara kemungkinan besar akan sulit mendapat pendanaan.

Kondisi tersebut justru sebenarnya membuka potensi untuk proyek teknologi batu bara hijau dan hilirisasinya untuk memperbesar pasar. “Biden akan terus memperjuangkan masalah lingkungan dan energi baru terbarukan (EBT). Seharusnya ini menjadi arah bagi Indonesia menarik investasi,” kata Singgih. 

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memproyeksi energi terbarukan dan mobil listrik memiliki masa depan cerah. “EBT akan menjadi salah satu program prioritas Biden,” ujarnya. 

Proses hilirisasi nikel akan berjalan dengan baik seiring dengan masifnya pengembangan EV. Indonesia dapat menarik investor bermain di pasar kendaraan listrik.

Sedangkan untuk komoditas seperti batu bara, migas hingga emas, dia memproyeksikan masih tetap sama. "Tidak akan ada perubahan cukup signifikan lantaran komoditas ini masih dibutuhkan," ucapnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement